DUKUN sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia. Dulu, dukun selalu identik dengan pakaian hitam, kemenyan, tinggal di gubuk tengah hutan dan mantra-mantra, namun tidak demikian dengan dukun di zaman modern seperti saat ini. Dukun bisa saja berpakaian putih dan pakai jeans, tinggal di rumah mewah bahkan biasa mengisi acara di televisi.
Adapun berdasarkan praktik dan penampilan mereka, dukun terbagi menjadi dua yakni dukun putih dan dukun hitam. Dukun putih jika praktiknya digunakan untuk menolong orang, seperti; menyembuhkan penyakit, mencari barang hilang, dan sebagainya. Adapun dukun hitam adalah dukun yang melakukan praktik-praktik untuk mencelakai orang, seperti dukun santet, dukun pelet, gendam dan sejenisnya.
BACA JUGA:Â Pakai Modus Alquran, Dukun Cabul di Tapanuli Dihajar Massa
Dukun putih bisa terlihat jika si dukun memakai gamis, surban dan bersenjatakan tasbih. Rajahnya bertuliskan huruf-huruf hijaiyah. Manteranya ada bacaan Arabnya. Sedangkan dukun hitam berpenampilan seram, menakutkan, berpakaian serba hitam, suka tempat gelap, serta akrab dengan batu akik dan kemenyan.
Padahal, mengukur kebaikan seseorang semata-mata dari sisi pakaian jelas bisa tertipu. Toh, setan bisa saja menghiasi dukun sakti dengan pakaian ustaz.
Karenanya, ulama tabi’in, Laits bin Sa’ad mengatakan, “Jika kalian menyaksikan seseorang bisa berjalan di atas air, janganlah terpedaya dengannya hingga kalian cocokkan keadaannya dengan Alquran dan As-Sunnah.”
Ketika ucapan ini sampai ke telinga Imam Asy-Syafi’i, beliau berkomentar, “Bukan hanya itu—semoga Allah merahmati beliau (Laits)—bahkan seandainya kalian melihat seseorang bisa berjalan di atas bara api atau melayang di udara, maka janganlah terkecoh olehnya hingga kalian cocokkan keadaannya dengan Alquran dan As-Sunnah.”
Beliau juga berkata, “Jika kalian melihat ada orang yang bisa berjalan di atas air dan terbang di udara sedangkan dia menyelisihi sunnah, maka ketahuilah (kesaktian) itu berasal dari setan.”
BACA JUGA:Â Kafirkah Tukang Sihir? Ini Menurut Pendapat Ulama
Walhasil, jika dengan melakukan ritual-ritual tertentu, seperti menyepi dan semedi, berendam di air, puasa bid’ah dan syirik, ruwatan, dan jenis-jenis ritual lainnya seseorang bisa menjadi sakti, maka jangan terpedaya, kesaktian itu datangnya dari setan.
Dalam pandangan syariat terhadap keduanya—dukun hitam dan dukun putih—tidak ada bedanya. Haram hukumnya mendatangi mereka karena keduanya mendapatkan sumber amunisi yang sama, yakni dari setan. []
SUMBER: WAHDAH