“SETIAP yang mempunyai senjata, kuda, keberanian, serta kepandaian jangan ada yang ketinggalan untuk segera menghadapku secepat mungkin!” demikan perintah Khalifah Umar bin Khaththab kepada segenap bawahannya.
Saat itu, Rasulullah telah terlebih dahulu berpulang (wafat). Kini, sebagai pemimpin kaum Muslim, diangkatlah Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua menggantikan khalifah sebelumnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.
BACA JUGA: Doa Umar bin Khattab ketika Dilanda Kekeringan
Saat itu, bertepatan dengan tahun keempat belas hijriah, Khalifah Umar memutuskan untuk memasuki daerah Persia. Sesuai perintah tersebut, berkumpullah seluruh kaum Muslim yang memenuhi kriteria tersebut. Dengan penuh semangat, kaum Muslim menyambut seruan jihad yang dikumandangkan oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Dalam perang besar itu, diangkatlah Sa’ad bin Abi Waqash sebagai panglima perang. Salah seorang yang ikut dalam perang tersebut ialah Abdullah bin Ummi Maktum.
Abdullah bin Ummi Maktum adalah sahabat yang buta. Ia penduduk asli Makkah yang berasal dari suku Quraisy. Ia anak dari paman khadijah binti Khuwailid. Ayahnya bernama Qais bin Zaid sedangkan ibunya bernama Atikah binti Abdullah.
Dengan persiapan yang sempurna, di antaranya dengan memakai baju besi, Abdullah bin Ummi Maktum siap untuk syahid. Ya, sahabat yang buta itu ternyata tak pernah menyurutkan semangat berjihad dari dalam dadanya.
“Sesungguhnya aku adalah orang yang buta. Maka, tempatkanlah aku sebagai pembawa bendera. Aku berjanji untuk senantiasa mengibarkannya atau mati di sampingnya,” pinta Abdullah bin Ummi Maktum yang kemudian diluluskan oleh khalifah.
BACA JUGA: 4 Cara Umar bin Khattab Memilih Pemimpin Pasukan
Berangkatlah Abdullah bin Ummi Maktum bersama pasukan kaum Muslim menuju Qadisiyah, tempat perang itu akan berlangsung.
Seluruh pasukan kaum Muslim berperang dengan penuh semangat. Di hari ketiga, kaum Muslim berhasil memenangkan Perang Qadisiyah tersebut. Negeri Persia telah jatuh ke tangan kaum Muslim. Kemenangan atas agama tauhid yang telah dibayar dengan darah dan jiwa para syuhada. Di antara para syuhada tersebut terdapatlah Abdullah bin Ummi Maktum yang terkapar berlumuran darah. Di dadanya, bendera kaum Muslim terdekap erat. []
Sumber: Para Abdullah di Sekitar Rasulullah/ Haeriah Syamsuddin/Khazanah Intelektual/ 2013