PALESTINA—Pada era modern seperti saat ini, listrik telah menjadi kebutuhan utama manusia guna menunjang setiap aktivitasnya. Sayangnya hal ini tidak berlaku bagi warga Jalur Gaza yang telah diblokade Israel.
Mengutip laporan PIC pada Kamis (20/4/2017), selama satu dekade lebih, warga Palestina di Jalur Gaza hidup dari krisis ke krisis lain yang semakin bertambah. Mulai dari krisis perang dan tiga kali operasi militer Israel yang sampai kini imbasnya terasa masih jelas.
Salah satu krisis yang hingga kini masih terasa yaitu krisis listrik yang berimbas kepada pengurangan jatah di setiap rumah. Bahkan sehari mereka hanya bisa menikmati listrik beberapa jam. Sisanya, mereka seperti hidup di masa kegelapan.
Di Gaza, pelajar hanya belajar dengan penerang lilin saat malam. Seorang ibu harus menunggu berjam-jam untuk bisa menyelesaikan tugas rumahnya yang menumpuk. Seorang ayah rela mengantre panjang dan menunggu lama demi pengobatan anaknya. Sementara bengkel-bengkel hanya bisa beroperasi ketika listrik menyala.
Israel telah mencuri kehidupan anak-anak Gaza tak berdosa. Padahal mereka hanya mencintai negeri mereka Palestina. Namun tatap mata mereka masih bersinar penuh harap suatu ketika hak-hak mereka akan kembali setelah dirampas oleh penjajah.
Dunia terang-terangan melihat kehidupan pahit dan derita Gaza, namun hingga hari ini belum juga ada tindakan nyata. []