APAKAH Anda pernah mendengar Rasulullah ﷺ mencium tangan seseorang? Tidak ada satu riwayat pun yang mengatakan bahwa Rasulullah pernah mencium tangan para pemimpin Quraisy, para pemimpin kabilah atau siapapun. Tapi, hanya ada dua orang yang dicium Rasululah. Siapa dia? Dialah Fatimah Az-Zahra dan seorang tukang batu.
Jika Fatimah Az-Zahra tentu Anda tidak begitu heran mengapa Rasulullah mencium tangannya. Tapi, bagaimana dengan seorang tukang batu? Mengapa Rasulullah melakukan hal itu? Memang apa istimewanya seorang tukang batu tersebut?
Dilansir dari duniaislam.org bahwa diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar. Lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya. Karena itulah tangan saya kasar.”
Rasulullah adalah manusia paling mulia. Tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda, “Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.”
Sungguh beruntung orang yang bisa dicium tangannya oleh Rasulullah itu. Anda juga menginginkannya? Tentu saja tidaklah mungkin dapat terwujud. Bertemu Rasulullah saja sudah tak mungkin kita lakukan di dunia ini. Sebab, Rasul sudah lama pergi meninggalkan kita.
Meski begitu, Anda tak perlu risau apalagi galau. Sebagai orang yang mengaku cinta pada Rasul, mengikuti syariatnya menjadi hal utama. Nah, kita juga bisa bernasib seperti tukang batu itu, yang Rasul katakan tangannya tidak akan tersentuh api neraka. Maka, kita pun harus bekerja dengan tangan kita sendiri demi memenuhi kebutuhan hidup kita dan keluarga kita. InsyaAllah, kita pun akan terjaga dari api neraka. Wallahu ‘alam. []