PANDANGAN kita sebatas melihat apa yang kita lihat. Jika pandangan kita terhalang oleh lemari, papan atau sebagainya mungkin pengelihatan kita hanya sebatas itu.
Tapi berbeda dengan pandangan Allah yang mampu memandang dan melihat tanpa ada penghalang apa pun. Pandangan Allah itu luas, bahkan sampai yang terkecil sekali pun, dan bahkan sampai yang tersembunyi sekali pun.
Takdir yang menurut kita buruk dan belum baik sepertinya itu berbeda dalam pandangan Allah.
Apa yang menurut kita baik belum tentu baik di mata Allah, dan yang terlihat buruk di mata kita belum tentu buruk di mata Allah.
Maka berhusnudzonlah pada Allah, Karena Allah sesuai dengan pasangka hambanya.
Takdir, membawa pria ini menjadi seorang penjual kacang. Ahmed Obeid, pria yang kesehariannya berjualan kacang keliling, di jembatan Stanley Alexandria.
Ia harus berjualan kacang karena belum mendapatkan pekerjaan impiannya. Meski telah lulus dengan gelar masternya di Universitas Al-Azhar, Mesir dan memperoleh gelar master of Science dalam studi Islam.
Baca Juga: Kemana Para Ayah…
Banyak orang yang menyayangkan hal ini, mestinya semakin tinggi pendidikan, maka seharusnya berbanding lurus dengan karir yang akan didapat. Namun tidak ada yang pasti di dunia ini.
Rencana mendapatkan pekerjaan yang nyaman dengan berkuliah hingga jenjang magister (S2), ternyata belum bisa terwujud bagi Obeid. Akan tetapi pekerjaan apapun asal Allah ridho maka akan Obeid laksanakan.
Meski belum mendapatkan pekerjaan yang mapan, Obeid menolak untuk menganggur di rumah. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi penjual kacang, demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Pekerjaanya ini tidak melalaikan Obeid dalam melaksanakan sholat, ia pun melaksanakan sholat di dekat gerobak mininya. []
Sumber: Brilionet