KISAH ini datang dari seorang yang luar biasa bernama Sulthon Bin Muhammad Al-‘Idzel. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengujinya dengan penyakit syaraf yang melumpuhkan anggota badannya. Dalam hidupnya, ia hanya mengandalkan indera pendengaran dan penglihatan.
Meski dengan kondisi yang demikian, tak membuat Sulthon lemah. Dia bertekad menjadi seorang pengusaha sukses. Berkat kekuatan tekad tersebut, dia mampu menjalankan beberapa perusahaan yang membawahi ribuan karyawan.
Sulthon Al’Idhel mengidap penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), semacam penyakit meurologis serius yang menyebabkan kelemahan otot, kecacatan hingga kematian.
Sebelumnya, Sulthon menjalani kehidupan normal. Dia menghabiskan masa muda di Ibukota Riyadh hingga kuliah di sebuah Institute setempat. Kemudian di tahun 1980 dia melanjutkan studinya ke Universitas Portland, Amerika, mengambil jurusan Teknik Listrik.
Setelah selesai menyelesaikan studinya, ia kembali ke negeri asalnya untuk membangun ekonomi. Dalam mengawali karirnya, dia mengalami perjuangan yang sulit. Seiring berjalannya waktu dan dibantu relasi serta pihak kerajaan Saudi, akhirnya karirnya pun melejit.
Namun, pada 1997, dia mendapat ujian dari Allah berupa sakit syaraf. Puncaknya pada tahun 2002, di mana tubuhnya lumpuh total kecuali mata dan bibir yang bisa digerakkan.
Inderanya juga mengalami nasib yang sama kecuali penglihatan, pendengaran dan rasa. Bahkan dia bernapas dengan tabung bantuan respirator yang langsung terhubung dengan perutnya.
Karena kondisinya yang tidak mempunyai kemampuan berbicara dan mengangkat pena ini dia habiskan dihadapan komputer. Dia memperbanyak membaca dan meneliti berbagai ilmu, bahkan dia mampu menulis dengan isyarat matanya sebuah buku biografi mendiang raja Abdul Aziz setebal 2.000 halaman yg terbagi menjadi 2 jilid.
Dengan kondisi yang serba kekurangan, dia pernah mengungkapkan isi hatinya pada wawancara khusus yang diliput majalah Arrojul. Dia mengatakan, “Saya menasihatkan, segala penyakit itu datang dari Allah Subhanahu Wa ta’ala, jangan pantang menyerah dan selalu bersabarlah dengan musibah yang menimpa kita. Dan yakinlah bahwa Allah bersama dengan orang-orang sabar, dan tidaklah bertambahnya sakit agar kita semakin dekat dengan Allah.”
Mari kita meneladani hadis dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, beliau shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah musibah terus menimpa terhadap seorang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan pada dirinya, anaknya dan harta bendanya hingga nanti bertemu Allah tidak tersisa kesalahan sama sekali.” Dan seharusnya sakit tidak menjadi penghalang hidup kita.
Hingga pada 1994, Sulthon mendirikan SMSA Expres, bekerjasama dengan Fedex Internasional, semenjak saat itu perusahaannya berkembang sangat pesat. Jaringannya sangat luas yang menghubungkan 200 kota di Saudi Arabia. Ia mempunyai 1.000 armada besar yang tersebar seluruh dunia. Perusahaannya sudah melayani hingga 200 negara.
Suatu hari dalam kunjungannya ke Amerika dia melihat toko donat yang dikemas indah dengan aneka rasa. Toko donat tersebut bernama “Dunkin’ Donuts”, ide bisnisnya berjalan. Lalu pada tahun 1996 secara eksklusif dia memegang brand “Dunkin’ Donuts” untuk dipasarkan di Riyadh. Dan kini cabangnya sudah menyebar di berbagai pelosok Saudi.
Bahkan dia juga mempunyai perusahaan yang bergerak dibidang Security dan Safety (flamenco) dan menjadi salah satu anggota dewan perusahaan yg bergerak bidang ekspor-import. []
Sumber: Pengusaha Muslim
SatuMedia