ALLAH SWT tidak akan pernah zalim terhadap makhluk-makhluknya. Seluruh makhluk diperlakukan-Nya dengan sangat adil, karena Dia Yang Maha Adil. Sama halnya ketika kita mendapatkan sebuah uzur saat ingin melakukan ibadah.
Misalnya, jika seseorang tidak mampu menghadiri shalat berjemaah padahal sebelumnya ia mampu hadir secara rutin, ingatlah keadaan seperti ini akan dicatat seperti ia melakukannya saat sehat dan kuat, yaitu sesuai dengan kebiasaannya ketika itu.
BACA JUGA: Agar Dapat Pahala Ini, Penuhilah Adab Shalat Jumat
Dari Abu Musa ra, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari, no. 2996)
Hadits di atas menceritakan saat Yazid bin Abi Kabsyah puasa ketika safar (saat perjalanan jauh), Abu Burdah lantas mengatakan padanya bahwa ia baru saja mendengar Abu Musa menyebutkan sabda Nabi SAW seperti yang disebutkan di atas.
Imam Bukhari membawakan hadits di atas dalam bab: “Dicatat bagi musafir pahala seperti kebiasaan amalnya saat mukim.”
Dari hadits itu, Ibnu Hajar Al-Asqalani mengatakan, “Hadits di atas berlaku untuk orang yang ingin melakukan ketaatan lantas terhalang dari melakukannya. Padahal ia sudah punya niatan kalau tidak ada yang menghalangi, amalan tersebut akan dijaga rutin.” (Fath Al-Bari, 6: 136)
BACA JUGA: Meninggalkan yang Haram akan dapat pahala, Benarkah?
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash ra, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Seorang hamba jika ia berada pada jalan yang baik dalam ibadah, kemudian ia sakit, maka dikatakan pada malaikat yang bertugas mencatat amalan, ‘Tulislah padanya semisal yang ia amalkan rutin jika ia tidak terikat sampai Aku melepasnya atau sampai Aku mencabut nyawanya!’” (HR. Ahmad, 2: 203. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih, sedangkan sanad hadits ini hasan)
Amalan yang dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang kontinu, sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun jumlahnya sedikit.” (HR. Bukhari, no. 6465; Muslim, no. 783; dari ‘Aisyah ra). []
SUMBER: RUMAYSHO