DALAM Kitab Ihya’ Ulum al-Din, Imam Al-Ghazali menuliskan, “Perlu diketahui bahwa metode untuk mendidik anak-anak termasuk urusan yang paling penting dan harus lebih diprioritaskan daripada urusan yang lainnya.
Anak merupakan amanah di tangan kedua orangtuanya, dan hatinya yang masih bersih merupakan permata yang sangat berharga dan murni, yang belum dibentuk dan diukir. Dia menerima apapun yang diukirkan padanya dan menyerap apapun yang ditanamkan padanya.
BACA JUGA: Berhati-hatilah Ini 9 Anak Cucu Setan
Jika dia dibiasakan dan dididik untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Dan setiap orang yang mendidiknya, baik itu orangtua maupun para pendidiknya yang lain akan turut memperoleh pahala sebagaimana sang anak memperoleh pahala atas amalan kebaikan yang dilakukannya.
Sebaliknya, jika dibiasakan dengan keburukan serta diabaikan seperti hewan ternak, niscaya dia akan menjadi orang yang celaka dan binasa, serta dosa yang diperbuatnya turut ditanggung oleh orang-orang yang berkewajiban mendidiknya.” (Ihya Ulum al-Din 3/72)
Kewajiban orangtua memperhatikan adab dan ilmu ini tidak cukup menyerahkan anak-anak mereka ke sekolah. Sebab meski sekolah itu lembaga pendidikan, tapi pendidikan dalam pandangan Islam tidak terbatas di sekolah. Sungguh sebuah kesalahan besar jika orang tua mengartikan pendidikan dengan menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan anak kepada guru di sekolah atau pesantren.
Sementara ketika di rumah mereka tidak pernah peduli pendidikan anak-anaknya sama sekali. Ibarat mendirikan sebuah bangunan, kapan bangunan akan sempurna berdiri jika tangan yang kanan membangun sementara tangan yang kiri merobohkan. Imam al-Zarnuji dalam karyanya yang terkenal, Ta’lim al-Muta‘allim, menyatakan bahwa syarat keberhasilan pendidikan harus ada kesungguhan dari tiga subjek yang saling berkaitan, yaitu anak, guru, dan orangtua jika masih ada. Dengan demikian, jika salah satunya tidak menjalankan tugasnya dengan baik, maka hasil akhir dari pendidikan itu hanyalah kegagalan.
Dalam masalah pendidikan anak, Imam al-Ghazali tidak hanya memberi peringatan. Ia juga memberikan metode pendidikan anak. Berikut ini rangkuman metode pendidikan anak menurut Imam al-Ghazali,
1. Aspek Adab
Menurut Imam al-Ghazali, orangtua wajib mendidik anak-anaknya dengan adab dan mengajarkan akhlak yang terpuji. Jika orangtua menanamkan adab yang baik berarti dia telah memberikan sesuatu yang sangat bernilai.
Rasulullah SAW bersabda, “tidak ada pemberian orangtua kepada anaknya yang lebih utama dibandingkan pendidikan (adab) yang baik” (HR Ahmad)
Akhlak yang harus ditanamkan kepada anak sejak dini adalah sifat malu (al-hayâ’). Yang dimaksud malu dalam hal ini adalah sifat malu yang menghalangi seseorang dari perbuatan tercela, bukan malu yang menghalangi untuk berbuat kebaikan. Sifat malu seperti ini menurut Imam al-Ghazali adalah karunia dari Allah dan tanda kebaikan akhlak si anak. Sifat malu ini perlu diarahkan sehingga anak akan terbiasa melakukan sesuatu yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Imam Al-Ghazali memberi contoh buah dari sifat malu ini dalam adab makan. Dengan sifat malu ini anak akan terbiasa mengambil makanan dengan tangan kanan, membaca basmalah sebelum makan, mengambil makanan yang terdekat, tidak makan terlalu banyak dan sebagainya. Bahkan jika terus dididik dengan sifat malu ini, seorang anak akan merasa cukup dengan makanan yang ada (qana’ah) dan senang berbagi dengan, dan mendahulukan orang lain dalam masalah makanan sejak masa kecilnya (al-îtsâr bi al-tha’âm).
BACA JUGA: 4 Kegiatan Ini Bisa Tingkatkan Perkembangan Motorik Anak
Jika dikaitkan dengan adab berpakaian, dengan sifat malu ini juga anak akan terbiasa memakai pakaian yang baik, tidak memakai pakaian yang bercorak tidak pantas, ataupun pakaian yang terlalu mahal sehingga menimbulkan rasa dengki dari kawan-kawannya.
2. Aspek Ilmu
Dalam aspek ilmu, Imam al-Ghazali menyarankan agar sejak kecil anak-anak diajarkan al-Qur’an, Hadits, dan cerita-cerita orang saleh. Hal ini menurutnya akan menumbuhkan kecintaan kepada al-Qur’an, Hadits dan juga kepada orang-orang saleh. Selain itu, ilmu yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak sejak keci adalah ilmu syair-syair yang Islami. Hal ini untuk menanamkan cinta keindahan kepada mereka sejak dini. []
BERSAMBUNG