Migrasi hewan adalah perpindahan sekelompok jenis hewan, baik secara permanen maupun musiman, dari satu tempat ke tempat lain. Migrasi dilatarbelakangi oleh beberapa alasan, seperti ketersediaan pakan di tingkat lokal hingga berkaitan dengan iklim tahunan yang berlaku global.
Dalam buku Tafsir Ilmi ‘Hewan dalam perspektif Alquran dan Sains’ yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan mengenai migrasi hewan.
Untuk dapat disebut sebagai migrasi, dan bukan hanya sekadar persebaran secara lokal, peristiwa pergerakan hewan harus berlangsung secara tahunan atau musiman secara berulang. Burung-burung jenis tertentu terbang ke tempat yang panas ketika tempat tinggal asalnya mengalami musim dingin.
BACA JUGA: Jenis Hewan Shaid, Apa Itu?
Migrasi juga bisa dipicu perubahan perilaku dalam siklus hidup hewan, seperti anakan ikan salmon yang berukuran tertentu akan bermigrasi dari hulu sungai ke laut untuk menjalani hidup dewasanya.
Siklus sebuah migrasi bisa saja diselesaikan oleh individu dari satu generasi yang sama dan bisa juga dilakukan lintas generasi. Contoh klasik dari siklus yang disebut terakhir ini dapat dilihat pada kupu-kupu monarch (Danaus plexippus) yang bermigrasi dari Kanada ke Meksiko dan kembali lagi.
Migrasi tidak hanya terjadi pada dunia burung dan kupu-kupu. Migrasi juga dilakukan oleh beberapa jenis binatang menyusui, serangga, ikan dan kelompok kepiting atau udang.
Tidak saja bersifat musiman, migrasi juga dilakukan dalam skala harian. Ini misalnya dilakukan oleh banyak hewan yang hidup di perairan laut. Migrasi yang mereka lakukan adalah dengan bergerak menegak dan bergerak turun-naik sepanjang kolom air.
Migrasi demikian banyak ditemui pada plankton, ubur-ubur, dan hewan laut berukuran kecil lainnya. Dalam menjelaskan migrasi hewan, Alquran memberi penjelasan pada salah satu Surah.
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu,” Surah Al-Mulk Ayat 19.
“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan,” Surah An-Nur Ayat 41.
BACA JUGA: Bagaimana Hukum Menyembelih Hewan dengan Mesin?
Dari dua ayat di atas digambarkan tentang burung yang terbang di antara langit dan Bumi. Kadangkala burung-burung itu terbang ribuan kilometer dalam proses migrasi. Seringkali mereka harus terbang menyebarangi lautan tanpa berhenti.
Tentu saja tidak ada yang memberi mereka kelengkapan pengetahuan dan kekuatan untuk dapat melakukan hal tersebut selain Allah. Burung-burung ini patuh kepada perintah Allah, dan dapat mengenali tanda-tanda yang diberikan-Nya untuk melakukan migrasi ke arah tertentu.
Ada beberapa penunjuk arah yang Allah berikan bagi mereka, seperti arah arus di lautan, kedudukan bintang-bintang di langit pada malam hari dan matahari pada siang hari, serta ciri-ciri lanskap di daratan.
SUMBER: OKEZONE