Oleh: Chusnatul Jannah
Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban
TANGGAL 10 November selalu diperingati Hari Pahlawan Nasional. Bermula dari pejuangan arek-arek Suroboyo menentang penjajah Belanda. Salah satu tokoh yang menjadi inspirator pertempuran 10 November 1945 ialah Bug Tomo. Berkat pidato dan orasinya di Radio, semangat pemuda pun terbakar melawan penjajahan. Pekikan takbir menggema dalam perjuangan tersebut. Semangat dan keberanian arek Suroboyo kala itu patut menjadi inspirasi untuk kita sebagai generasi muda milenial.
Lain dulu lain sekarang. Pada masa dulu, pemuda sibuk berjuang menyelamatkan bangsa ini dari penjajah Inggris dan Belanda. Sementara pemuda masa kini malah sibuk merusak diri dengan pergaulan bebas, narkoba, dan ikut-ikutan budaya asing yang menghilangkan jati dirinya sebagai seorang muslim. Mudah terbawa arus hedonis. Hidupnya bahkan miskin visi dan misi. Miris sekali.
BACA JUGA: Kisah Pernikahan Nenek dan Pemuda Berusia 23 Tahun
Pemuda adalah aset peradaban. Di tangan merekalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Maka kini saatnya pemuda sekarang menjadi provokator kebaikan. Nabi saw pernah bersabda tentang pemuda,
“Aku wasiat-amanatkan kepadamu terhadap pemuda-pemuda (angkatan muda) supaya bersikap baik terhadap mereka.Sesungguhnya hati dan jiwa mereka sangat halus. Maka sesungguhnya Tuhan mengutus aku membawa berita gembira, dan membawa peringatan. Angkatan mudalah yang menyambut dan menyokongaku, sedangkan angkatan tua menentang dan memusuhi aku. Lalu Nabi membaca ayat Tuhan yang berbunyi: “Maka sudah terlalu lama waktu (hidup) yang mereka lewati, sehingga hati mereka menjadi beku dan kasar”.
Ahli hikmah mengatakan, siapa yang tumbuh pada masa mudanya dengan orientasi, akhlak, kepribadian, karakter tertentu, maka rambutnya akan memutih dalam kondisi ia memiliki karakter yang telah diperjuangkannya itu (man syabba syaaba ‘alaihi). Imam Syafi’i juga pernah berkata tentang pemuda. “Sungguh pemuda itu distandarisasi dari kualitas ilmu dan ketakwaannya. Jika keduanya tidak melekat pada struktur kepribadiannya.Ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan.” Betapa luar biasa potensi pemuda. Sayangnya, kehidupan pemuda rusak akibat sistem sekulerisme yang menjauhkannya dari hakikat seorang hamba. Hidup untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kaum milenial justru enghabiskan waktu dengan perkara sia-sia. Padahal masa muda adalah masa untuk mengaktifkan diri pada perubahan. Mari kita belajar dari semangat Bung Tomo yang membara. Sepanjang hidupnya, Bung Tomo dikenal sebagai provokator perjuangan dan inspirator keberanian. Namanya dikenang sebagai pahlawan. Kita mau dikenang sebagai apa? Provokator kebaikan atau keburukan?
Jadilah pemuda provokator kebaikan. Menebar rahmat Islam untuk seluruh alam. Berperan aktif menyelamatkan generasi muda dari perilaku amoral. Yuk, perkaya diri dengan belajar Islam. Berdakwah melawan keburukan. Berjuang menegakkan amar makruf nahi mungkar. Agar generasi muda kembali mengukir prestasi sebagai pemuda pahlawan kebaikan. []