Oleh: H. Yoshi Putra Pratama S.H.
DI antara akhlak terpuji yang mudah untuk diamalkan pada kehidupan sehari-hari adalah bermanis muka atau bermanis wajah kepada saudara kita sesama muslim.
Sayangnya, hal ini belum menjadi perhatian utama dari kaum muslimin terutama dizaman ini. Zaman yang katanya milenial karena patokan hidup mulai bergeser, kepada yang penting keren di mata manusia, sedangkan baik dimata Allah nomor sekian. Wallahul musta’an.
BACA JUGA: Jadi Pereda Stres Paling Sederhana, Inilah 5 Manfaat Tersenyum
Sifat cuek ketika bertemu dijalan, tempat umum, kampus, tempat kerja seakan sudah menjadi hal yang sangat lumrah dan biasa, apalagi jika terjadi perbedaan pandangan dalam beberapa masalah yang sebenarnya sepele dan masih sangat bisa untuk bertoleransi dan disatukan.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abi Dzar Radhiyallahu ‘Anhu berkata : Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
لا تحقرنَّ من المعروف شيئًا، ولو أن تلقى أخاك بوجه طَلْق
“Janganlah meremehkan dari kebaikan walaupun cuma sepele, walaupun engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang ceria.”
Dalam hadits ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang kita umat islam untuk meremehkan kebaikan sekecil apapun itu, bahkan walau hanya ketika bertemu dengan saudara kita dengan berwajah ceria.
Dan juga diriwayatkan dari sahabat Jabir bin Abdillah, bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
كلُّ معروف صدقة، وإنَّ من المعروف أن تلقى أخاك بوجهٍ طَلْق
“Setiap yang ma’ruf adalah sedekah, dan sesungguhnya diantara perbuatan yang ma’ruf adalah engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang ceria”.
Dan juga dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
تبسُّمك في وجه أخيك لك صدقة
“Senyumanmu kepada saudaramu adalah sedekah”.
Maksud dari kata “Akhiika” dalam hadits ini adalah saudaramu dalam agama islam, maksudnya ketika bertemu dengan mereka menampakkan wajah yang riang gembira, ceria, tidak muka masam, maka akan terhitung pahala disisi Allah subhanahu wata’ala.
Berkata Ibnu Battal :
أنَّ لقاء النَّاس بالتَّبسُّم، وطلاقة الوجه، من أخلاق النُّبوة، وهو مناف للتكبُّر، وجالب للمودَّة
“Bahwasannya bertemu manusia dengan senyuman, dan wajah yang ceria merupakan akhlak kenabian dan penghilang sifat takabbur, dan dapat menjalin sifat kasih sayang.”
Dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
ألا أخبركم بمن يحرم على النَّار، وبمن تحرم النَّار عليه؟ على كلِّ هيِّن ليِّن قريب سهل
“Maukah kalian aku tunjukkan yang dengannya akan diharamkan kepada neraka? Dan neraka diharamkan baginya? Atas (setiap muslim yang memiliki sifat) Hayyin, Layyin, Qorib, Sahl)”
(H.R. Tirmidzi)
Makna dari Hayyin dan Layyin adalah dua sifat yang orang-orang arab mengaguminya dan memujinya, sifat ini merupakan lawan dari mutasyaddid, mutsaqalain yang artinya memberatkan orang, membuat mereka sempit dan seterusnya.
BACA JUGA: Senyum Nabi Muhammad ﷺ
Sedangkan makna dari qorib adalah membersamai manusia dalam kegiatan ketaatan dan duduk-duduk bersama mereka dalam ketaatan, dan sahl adalah sifat suka memaafkan orang lain jika bersalah terhadapnya.
[Dalil Fatihin lii Turuq Riyadhu As Shalihin]
Jadi pada dasarnya kita sebagai seorang muslim kita dituntut untuk mudah dalam basyasyah (senyum) dan wajah ceria.
Tentusaja hal ini terkecualikan disaat-saat tertentu seperti ketika bertakziyah dan hari-hari berkabung saudara kita, atau didepan wanita ajnabi yang tidak kita kenal dan sebagainya. Wallahu a’lam. []
SUMBER: WAHDAH