Oleh: Sukrisno Santoso
(Pendidik dan pegiat literasi, Surakarta)
DI dunia ini, ada orang-orang yang aneh, yang sungguh berbeda dari kebanyakan orang. Salah satunya ialah para pecinta buku. Para pecinta buku sungguh orang yang aneh. PIkiran dan perbuatannya kadang tidak selaras dengan pandangan umum. Berikut ini contoh beberapa keanehan para pencinta buku sebagimana dicatat oleh Ali bin Muhammad Al-Imran dalam bukunya Gila Baca ala Ulama.
Buku Lebih Berat daripada Tiga Madu
Zubair bin Abu Bakr memiliki seorang paman yang sangat mencintai buku. Pamannya memiliki satu orang istri dan ia baik terhadap keluarganya. Namun, buku-bukunya telah membuat sang istri merasa cemburu hingga berkata, “Sungguh buku-buku itu lebih berat bagiku daripada 3 wanita yang dia jadikan madu bagiku.”
Angan-angan Seorang Pecinta Buku
Syaikh Waliyuddin Abu Zurah bin Hafizh Zainuddin Al-Iraqi pernah menceritakan pengalamannya bahwa suatu hari beliau membonceng seseorang yang menyewakan kudanya dari Thaifah Ar-Riyafah, dia berkata, “Andai saja aku mempunyai empat istri di empat rumah, dan di setiap rumah mereka terdapat buku yang sama yang aku butuhkan.”
Lebih Mencintai Buku daripada Emas
Thahir bin Abish Shaqr adalah orang yang senang mengembara ke berbagai negeri dan berguru kepada banyak ulama. Dia memiliki dan membaca banyak buku. Dia pernah berkata, “Buku-bukuku ini lebih aku cintai daripada sebongkah emas.”
Tidur Bersama Buku
Hasan Al-Lu’luai setiap tidur siang ataupun tidur malam, serta saat istirahat sambil bersandar selalu ditemani buku.
Menjual Rumah Demi Buku
Abul Alla’ Al-Hamadzani sangat mencintai buku hungga ia korbankan rumahnya. Suatu hari di Baghdad diadakan bazar buku. Abul Alla’ menghadirinya dan membeli buku-buku seharga 60 dinar. Saat itu ia tidak memiliki uang sebanyak itu. Oleh penjual buku, ia diberi tempo 1 minggu untuk pembayaran bukunya. Ia pun pulang dan menjual rumahnya. Satu minggu kemudian ia kembali ke bazar buku itu dan melunasi harganya sebesar 60 dinar.
Mimpi Masuk Surga Bersama Buku
Abul Alla’ Al-Hamadzani pernah bermimpi berada di sebuah kota yang semua dindingnya adalah buku, dan di sekitarnya terdapat banyak buku yang tak terhitung. Dia pun asyik membaca. Kemudian dia ditanya, “Buku-buku apa ini?” Dia menjawab, “Aku telah memohon kepada Allah untuk menyibukkanku (di surga dengan buku) sebagaimana dahulu di dunia. Dan Allah pun mengabulkam permohonanku.” []