DALAM tidur kita mimpi bisa mengandung banyak makna dan penakwilan. Ada mimpi yang benar, laksana fajar yang merekah, ada mimpi yang dusta, dan ada pula mimpi yang hanya merupakan bunga tidur dan khayalan. Rasulullah ﷺ sudah mewartakan tentang mimpi-mimpi yang berkaitan dengan tanda-tanda hari kiamat di akhir zaman ini.
Mimpi yang baik adalah salah satu dari empatpuluh enam bagian kenabian.
‘Aisyah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak akan tersisa setelahku dari ciri kenabian kecuali hanya kabar gembira.” dan para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kabar gembira tersebut?” Beliau menjawab, “Mimpi baik yang dilihat seseorang dalam tidurnya atau tentang dirinya yang dimimpikan oleh orang lain.” (HR. Ahmad. Riwayat yang sama juga diriwayatkan oleh Bukhari dari sahabat Abu Hurairah)
BACA JUGA: Al-Mahdi, Sang Pemimpin yang Dinanti di Akhir Zaman (1)
Kebenaran mimpi yang merupakan kabar gembira bagi seorang mukmin adalah tanda akan dekatnya Kiamat dan berakhirnya dunia ini.
Mimpi Seorang Mukmin di Akhir Zaman: Jadi Kebenaran
Ketika itu mimpi menjadi kenyataan dan sesuai dengan kejadian sebenarnya. Orang mukmin pun menjadi lebih baik dan menjadi terasing di tengah-tengah masyarakat, maka mimpilah yang akan menjadi pendampingnya dan penghiburnya.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila Kiamat sudah dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak mengandung kebohongan. Orang yang paling benar perkataannya adalah yang paling benar mimpinya. Mimpi seorang muslim merupakan salah satu bagian dari empatpuluh lima bagian wahyu kenabian. Mimpi terbagi menjadi tiga: Mimpi baik merupakan kabar gembira dari Allah SWT, mimpi menyedihkan adalah dari setan, dan mimpi yang muncul dari khayalan seseorang. Apabila ada di antara kalian memimpikan sesuatu yang tidak kalian senangi, hendaknya ia bangun dan meludah serta tidak menceritakannya kepada orang lain. Aku lebih suka bermimpi kakiku diikat dan tidak menyukai bila bermimpi leherku diikat. Sebab, kaki yang diikat adalah tanda keteguhan dalam agama.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, dari sahabat Abu Hurairah.)
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, bahwa pada akhir zaman mimpi seorang mukmin nyaris tidak mengandung kebohongan artinya mimpi itu memiliki sifat dan arti yang jelas. Sehingga, tidak memerlukan penakwilan yang diliputi kebohongan. Bahkan, mimpi itu benar-benar menjadi kenyatan. Berbeda dengan mimpi orang lain yang membutuhkan penakwilan. Sehingga mimpi itu harus ditafsirkan oleh seorang penakwil mimpi. Namun, hasilnya tidak sesuai dengan realitas yang ada. Dengan kata lain, mimpi itu berikut penakwilnya dusta.
Mimpi Seorang Mukmin di Akhir Zaman: Mengandung Hikmah
Pada akhir zaman, kebenaran mimpi seorang Mukmin ini mengandung hikmah, karena pada saat itu setiap orang beriman akan terasing di tengah-tengah masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah ﷺ yang mengatakan, “Islam muncul dari keterasingan dan nanti akan kembali kepada keterasingan.”
Pada saat itu, pendamping dan penolong seorang mukmin akan semakin berkurang. Namun, Allah SWT akan memulikan dengan mimpi baik yang dapat memberinya kabar gembira dan meneguhkannya di jalan kebenaran.
BACA JUGA: 10 Nubuah Akhir Zaman yang Disebutkan Nabi ﷺ
Ada sejumlah perkiraan kapan seorang Mukmin akan terbukti benar pada akhir zaman nanti, di antaranya:
1. Mimpi seorang Mukmin akan terbukti benar apabila ilmu sudah diangkat, dan rambu-rambu syariat sudah banyak dilanggar, salah satunya akibat banyaknya fitnah. Sehingga, seorang Mukmin nanti akan menjadi terasing di tengah-tengah masyarakatnya. Karena itu, Allah SWT akan menggantikan keterasingannya dengan mimpi yang benar. Ini adalah pendapat Ibnu Hajar.
2. Mimpi yang benar ini akan diberikan Allah SWT kepada setiap Mukmin ketika Isa ibn Maryam as turun ke dunia nanti. Sebab, manusia yang hidup pada zaman itu adalah manusia terbaik, setelah zaman para sahabat. Mereka yang hidup pada saat Isa turun ke dunia ini adalah orang-orang yang perkataan dan kualitas amal mereka paling baik. Sehingga, mimpi-mimpi mereka pun nyaris tak mengandung sedikit pun kebohongan. []
SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM