TANYA: Benarkah jika kita mimpi sampai 3 hari berturut turut, dengan kejadian yang sama, dan bermimpi bertemu dengan seorang yang sama, maka itu adalah suatu pertanda dari Allah? Benarkah kita harus melakukan apa yang kita mimpikan?
JAWAB: Mimpi itu tidak bisa menjadi sandaran hukum, karena Islam sudah sempurna, maka mimpi-mimpi yang datang sesudahnya tidak berkonsekuensi apa-apa.
BACA JUGA: Doa agar Bisa Mendapat Mimpi Indah
Patokannya adalah syariat Islam di dalam kehidupan nyata. Dan kita menghukumi seseorang itu berdasarkan zhahirnya, dan bukan yang di dalam hati manusia atau apa yang belum dan tidak diketahui manusia, termasuk masalah mimpi (karena bersifat gaib).
Dari Sahabat Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda:
مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي حقاً، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِي
“Barang siapa yang melihatku di mimpi maka ia sungguh telah melihatku, karena setan tidak bisa meniruku” (HR. Al-Bukhari, no. 110 dan Muslim, no. 2266).
Dalam riwayat lain, dari sahabat Abu Qotaadah ra, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَرَاءَى بِي
“Dan sesungguhnya setan tidak bisa menampakkan dirinya dengan rupaku” (HR. Al-Bukhari, no. 6995)
Dalam hadits riwayat sahabat Anas bin Malik ra, dengan lafal
فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَخَيَّلُ بِي
“Karena setan tidak bisa menkhayalkan menjadi diriku” (HR. Al-Bukhari, no. 6994)
Syaikhul Islam Zakariya Al-Anshaari Asy Syafi’i rah berkata:
BACA JUGA: Batu Bata Mimpi
وَرُؤْيَتُهُ في النَّوْمِ حَقٌّ فإن الشَّيْطَانَ لَا يَتَمَثَّلُ بِهِ كما ثَبَتَ ذلك في الصَّحِيحَيْنِ وَلَا يُعْمَلُ بها فِيمَا يَتَعَلَّقُ بِالْأَحْكَامِ لِعَدَمِ ضَبْطِ النَّائِمِ لَا لِلشَّكِّ في رُؤْيَتِهِ
“Dan melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mimpi adalah kebenaran, karena Syaithan tidak bisa meniru Nabi sebagaimana telah valid dalam shahih Al-Bukhari dan shahih Muslim, dan tidaklah diamalkan mimpi tersebut tentang apa-apa yang berkaitan dengan hukum-hukum dikarenakan tidak adanya dhabth dari orang yang mimpi, bukan karena keraguan akan benarnya ia mimpi” (lihat kitab Asna Al-Mathalib, 3/106).
Maka pemahaman terbaliknya adalah selain Nabi dan Rasul, masih dimungkinkan adalah dari setan, atau sekadar bunga tidur saja. []
SUMBER: BIMBINGAN ISLAM