MIQDAD bin Amr, merupakan sahabat yang termasuk dalam orang-orang yang pertama memeluk Islam. Bila dihitung, dia orang ketujuh yang menyatakan keislaman secara terbuka dan terus terang. Akibatnya, dia harus menanggung penderitaan dari kekejaman Kaum Quraisy.
BACA JUGA: Abu Bakar Berharap Jabatan Tak Mengubah Akhlaknya yang Dulu
Miqdad bin Amr adalah seorang ahli pikir ulung. Dia memiliki pikiran cemerlang dan hati yang tulus.
Suatu hari, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, mengangkat Miqdad bin Amr sebagai amir di suatu daerah.
Tatkala Miqdad bin Amr kembali dari tugasnya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bertanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang menjadi amir?”
https://www.youtube.com/watch?v=OKMXkFfTHcU
“Anda telah menjadikanku menganggap diri berada di atas semua manusia sedangkan mereka semua di bawahku. Demi yang telah mengutus Anda membawa kebenaran, sejak saat ini, aku tidak berkeinginan lagi menjadi pemimpin sekalipun untuk dua orang untuk selama-lamanya,” jawab Miqdad bin Amr jujur.
BACA JUGA: Bashar bin Asim, Tolak Jabatan karena Takutnya Hisab Akhirat
Memang, sejak dia menjabat sebagai amir, dirinya diliputi oleh kemegahan dan puji-pujian.
Miqdad bin Amr menyadari sepenuhnya kelemahan ini. Karena itu, dia bertekad untuk menghindari jabatan dan menolak bila diangkat sebagai amir lagi.
Dari Abdullah bin Umar dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam, bahwasannya beliau bersabda, ”Ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, maka pemimpin masyarakat akan diminati pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang perempuan adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya, ia bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang Pembantu akan dimintai pertanggungjawaban atas harta harta majikannya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. ketahuilah bahwa setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (HR. Al-Bukhari) []
Sumber: 60 Kisah Seru Sahabat Rasul/ Penulis: Ummu Akbar/ Penerbit: Mizan/September, 2007