Oleh: Ratna Mustika Pertiwi
ratnamustikapertiwi96@gmail.com
SIAPA yang tidak bahagia apabila kehidupannya kian mendekat kepada Sang Pencipta dari hari ke hari.
Langkahnya dalam ikhtiar menuju ketaatan, seperti tiada beban. Hatinya lunak, mudah menangis karena menyesali dosa serta bibirnya mudah tersenyum karena syukur.
Siapa yang tidak bahagia pula, bila langkahnya dimudahkan menuju masjid, tempat manusia meletakkan keningnya, melepaskan seluruh problemanya, serta benang kusut yang ada di pikirannya.
BACA JUGA: Takut Miskin karena Punya Anak?
Dirinya ia serahkan kepada Allah seraya mengadukan seluruh kesah dan kegundahan yang dialami.
Linangan air mata menghiasi lisan yang melantunkan doa, serta kepala yang tertunduk malu akan dosa-dosa yang diperbuat, padahal Sang Pencipta sudah begitu baik kepada dirinya.
Rasa malu pernah meragukan kekuasaan-Nya masih begitu membekas, “Kalau pakai jilbab syar’i nanti gimana, pasti ngga dapat pekerjaan? Jodohnya sulit, yang ada kabur karena lihat pakaian besar, kerudung besar seperti ninja.”
Begitulah pikiran yang mengular, seperti tiada habisnya. Memang setan itu sangat tahu bagaimana memasarkan dosa kepada para manusia.
Terus pikiran itu menggelayut, sampai pada akhirnya bertemu sebuah kenyataan “Memang sulit mendapatkan pekerjaan tanpa harus menanggalkan kewajiban taat.” Gumam diri yang serba bimbang.
Tetapi Allah Maha Adil, mungkin memang cukup lama untuk berikhtiar tetapi disanalah Allah menguji frekuensi ketaatan dan kesabaran seorang hambanya.
Dan kesabaran itu membuahkan sebuah hasil, rizki tidak akan pernah tertukar, serta yang jelas Allah memilihkan tempat yang tepat.
Tidak pernah menyangka, jika jilbab syar’I ini mengantarkan kepada sebuah pekerjaan yang memudahkan untuk datang ke masjid, bertemu orang-orang yang sholih serta kemudahan-kemudahan untuk berkarya demi dakwah. Masya Allah.
Rizki itu datang dari Allah, mengapa harus ragu untuk taat kepada-Nya? Mengapa takut miskin karena taat, bukankah Allah itu Maha Kaya?
Hakikat rizki itu seperti takdir seekor cicak, yang mana ia hanya binatang yang kecil dan merayap di dinding, tetapi sumber tenaganya dari serangga yang memiliki sayap dan dapat melakukan mobilitas dengan mudah.
Jika dikata hanya menggunakan akal, bukankah Allah tidak adil?
BACA JUGA: 5 Syarat Tidak Taat pada Allah
Tetapi nyatanya seekor cicak pasti mendapatkan makanannya karena Allah telah mengatur sedemikian rupa.
“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya, Dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semua itu tertulis di kitab yang nyata Al-Lauhul Mahfudz.” (QS. Huud : 6).
Maka jangan ragu, untuk berpegang teguh kepada Allah. Percayalah Allah akan menolong hambanya yang menolong agama-Nya.
Wallahualam bishawab. []