MIXUE saat ini sedang menjadi perbincangan di mana-mana. Gerai es krim ini memang tumbuh di berbagai kota di Indonesia dalam waktu singkat saja. Yang paling menarik perhatian sebagain kaum Muslimin Indonesia adalah soal label halal dari produk ini.
Kementrian Agama (Kemenag) Indonesia, melalui Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) M Aqil Irham, menyatakan bahwa Mixue, sampai saat ini, Selasa (03/01/2023) belum memiliki sertifikat halal. Karena itu, Kemenag sudah meminta Mixue tidak mencantumkan logo halal.
“Logo dan label halal baru bisa dipasang jika suatu produk sudah bersertifikat halal. Saat ini Mixue belum punya sertifikat halal, jadi jangan pasang logo Halal Indonesia di gerainya,” jelas Aqil Irham dalam keterangan pers di situs Kemenag.
BACA JUGA: Lobster, Halal atau Haram, sih?
Nah, Mixue sendiri sebetulnya apa ya?
Dikutip dari situs resmi milik Mixue, kata Mixue merupakan salah satu istilah yang berasal dari bahasa Mandarin. Artinya kurang lebih berasal berasal dari kata “mi” yang artinya madu, diambil dari kata “feng mi” dan “tiang mi” yang artinya manis. Kemudian kata “xue” memiliki arti salju. Jika digabungkan, Mixue memiliki arti “Salju yang manis seperti madu.”
Gerai Mixue adalah salah satu perwujudan dari perusahaan Mixue Bingcheng, toko es krim dan es teh segar yang berasal dari China.
Mixue didirikan oleh Zhang Hongchao pada tahun 1997 ketika masih berstatus sebagai mahasiswa di Zhengzhou, China
Pada Juni 1997, Zhang Hongchao, mahasiswa di Universitas Keuangan dan Ekonomi Henan, bekerja paruh waktu di sebuah kios minuman dingin untuk meringankan beban ekonomi keluarganya.
BACA JUGA: Inilah 8 Kuliner Halal Khas Brunei Darussalam yang Menggugah Selera
Pekerjaan tersebut menginsipirasi dirinya untuk membuka usahanya sendiri. Ia meminjam uang dari neneknya untuk membuka gerai es serut di kampung halamannya di Zhengzhou, Henan.
Di gerai tersebut, ia menjual beragam rasa es serut, es krim, smoothie, dan kemudian menjual teh susu mutiara.
Perjuangan usahanya mengalami banyak kendala hingga memutuskan untuk menutup kedai pertamanya.
Pada tahun 1999, ia kembali membuka gerai es kedua yang ia beri nama Mìxuě Bīngchéng (Hanzi: 蜜雪冰城) yang bermakna “istana es yang dibangun dengan salju yang manis”.
Selain Indonesia, Mixue mempunyai banyak cabang di beberapa negara lainnya. []
RUJUKAN: WIKIPEDIA