GAZA–Mohammed Halabi, mantan direktur Asosiasi Amal Dunia “World Vision” di Jalur Gaza, pada hari Rabu (23/10/2019) kembali disidang di pengadilan pendudukan penjajah Israel di Beersheba. Kali ini adalah persidangan yang ke-129 kalinya, dengan tuduhan mentransfer dana ke Hamas dan sayap militernya.
Menurut Hamed, saudara laki-laki Mohammed Halabi, sidang kali ini dibatalkan tidak lama setelah persidangan dimulai karena para saksi tidak hadir.
BACA JUGA: Tahun 2019 Ini, Tingkat Kemiskinan di Gaza Tertinggi di Dunia
“Jaksa penuntut mengancam akan menahan saksi-saksi yang akan memberikan kesaksian, jika mereka datang dari Jalur Gaza,” kata Hamed seperti dikutip situs Middle East Eye,
“Mereka tidak ingin ada yang membuktikan bahwa mereka salah. Dengan mendatangkan para saksi dan pejabat di World Vision untuk memberikan bukti bahwa dia tidak bersalah. Tapi bukan pembuktian ini yang dicari jaksa,” tambahnya.
Sejak ditangkap, Halabi, ayah lima anak dari kamp pengungsi Jabalya di Jalur Gaza utara, ini menolak menandatangani pengakuan bahwa dia menggunakan posisinya di lembaga amal World Vision untuk mendanai Hamas.
Halabi, lelaki berusia 41, yang bekerja di World Vision di Gaza dan berkantor pusat di AS ini ditangkap pada Juni 2016 di pos pemeriksaan militer Beit Hanun (Erez) dalam perjalanan pulang setelah pertemuan rutin di al-Quds atau Yerusalem.
BACA JUGA: Pejuang Al-Qassam ke Israel: Tentara Anda Masih Berada di Gaza
Selama empat tahun terakhir, Halabi telah diinterogasi dan menghadapi sidang pengadilan berulang-ulang. Apa yang dialami Halabi merupakan persidangan terpanjang dalam sejarah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Disebutkan bahwa World Vision adalah lembaga amal Kristen evangelis terbesar di dunia, yang memberikan dukungan kepada warga Palestina di al-Quds dan Tepi Barat, dengan operasi lokal yang berlangsung selama lebih dari 40 tahun. []
SUMBER: PALINFO