MESIR—Seorang pria Mesir telah bunuh diri dengan melompat di jalur kereta bawah tanah pada Ahad (7/10/2018). Sebelumnya pada September kemarin, seorang pria dan seorang gadis melakukan hal yang sama, namun selamat.
Pada Maret lalu, seorang pemuda juga berniat melompat dari piramida Cheops, yang terbesar dari tiga piramida lainnya, namun polisi berhasil memaksanya turun.
BACA JUGA: Pertama Kali dalam Sejarah, Mesir Angkat Gubernur Wanita Kristen Koptik
Pada April, enam kasus bunuh diri dilaporkan telah terjadi di provinsi Giza dan 10 kasus di Alexandria. Semua aksi bunuh diri itu atas motif masalah keluarga dan sebagian besar tewas gantung diri. Pada Juni, seorang pria bunuh diri dengan terjun dari Menara Kairo dalam insiden ke delapan dari jenisnya.
Banyak kasus bunuh diri terjadi di seluruh negeri dan dikaitkan dengan kesulitan ekonomi yang kini melanda Mesir. Gagal dalam ujian, menganggur, atau gagal menikahi kekasih juga menjadi alasan mengapa orang-orang memilih bunuh diri.
Menurut profesor sosiologi politik Ammar Ali Hassan, bunuh diri bisa dalam banyak kasus menjadi bentuk protes dan mengutip contoh insiden bakar diri yang memulai revolusi Arab di Tunisia pada akhir 2010.
“Bentuk protes terhadap keadaan dalam negeri bisa diterapkan secara khusus pada kasus bunuh diri di kereta bawah tanah. Korban bunuh diri biasa disertai dengan pernyataan tentang kondisi yang mendorong orang-orang untuk memilih kematian dan disaksikan oleh puluhan orang sehingga mudah diliput media dan situs jejaring sosial,” kata Ali Hassan.
Sosiolog Hani Sabri juga mengaitkan bunuh diri dengan revolusi Arab yang dimulai dengan aksi bunuh diri di Tunisia dan pemberontakan yang mengikutinya.
BACA JUGA: Dianggap Tidak Patriotik, Mickey Mouse Dicopot dari Sekolah-Sekolah Mesir
“Aksi bakar diri Mohamed Bouazizi dilihat sebagai bentuk keberanian. Padahal bunuh diri sebenarnya adalah tindakan lemah,” kata Sabri.
Sabri berpendapat, orang Mesir melakukan bunuh diri di tempat-tempat umum sehingga mereka bisa menarik perhatian. “Ini bisa dianggap sebagai sebuah pertunjukan yang didorong oleh keinginan untuk meniru,” ujar Sabri. []
SUMBER: ALARABIYA