JAKARTA — Garis keturunan Marcelinus Wahyu Darmawan berasal dari keluarga non-Muslim. Hanya ia, sang ibu, ayah angkat dan adiknya yang Muslim. Namun, latarbelakangnya itu tak menghalangi bermimpi untuk menjadi hafiz Alquran.
Bocah laki-laki yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini sempat beragama non-Muslim saat umurnya masih enam tahun. Kini ia seorang mualaf.
Sang ibu dan ayah angkatnya begitu mendukung Marcel untuk jadi hafizh Qur’an. Sang kakek yang kini masih beragama non-Muslim pun sering mengantar Marcel ke Masjid Jami Al Hikmah dan Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Kaliwadas untuk Shalat Subuh berjamaah dan menghafal Alquran.
Marcel punya mimpi, suatu saat baik kakek, nenek maupun pamannya pun memeluk Islam. “Berharap kakek nenek ikut masuk Islam, biar bisa shalat berjamaah dan saat nanti Idul Fitri sekeluarga bisa ke masjid bareng-bareng,” tuturnya penuh harap.
Selain bercita-cita menjadi hafizh Qur’an agar bisa membanggakan orang tua dan mengajak seluruh keluarganya mengenal Islam. Marcel juga punya mimpi menjadi dokter untuk membantu orang-orang yang sakit.
Marcel yang selalu mendapat peringkat dua atau tiga sejak Kelas 2 SD ini mengaku ingin berkuliah di salah satu Universitas Negeri yang berada di Bandung. “Cita-cita jadi dokter umum, pengen bantu orang yang lagi sakit dan banggain orang tua. Soalnya orang tua sekolahnya enggak pernah tinggi. Marcel juga pernah ngerasain kalau posisi jadi orang sakit enggak enak,” ucapnya.
Marcel mengaku ingin terus menghafal hingga khatam 30 juz. Mudah-mudahan, Allah mengabulkan mimpi dan cita-citanya.
Kini, Marcel yang tengah belajar menghafal Qur’an di Rumah Tahfizh Daarul Qur’an Kaliwadas, Subang, Jawa Barat. Meski belum genap satu tahun, remaja berusia 12 tahun ini sudah menghafal hampir 3 juz.[]