BEBERAPA hari yang lalu, tepatnya 19 Februari 2020, terjadi penembakan yang dilakukan aksi teroris sayap kanan di Hanau, Jerman. Peristiwa ini menyisakan kepedihan di hati keluarga dan kerabat korban. Namun, sebuah syahadat yang diucap pasca kejadian itu menjadi cahaya dan harapan. Syahadat itu diucapkan Peter, salah satu korban selamat di peristiwa nahas itu.
Kisahnya diceritakan oleh Claudia Azizah, penulis di surat kabar Jerman. Kisah ini dikutip dari laman About Islam.
BACA JUGA:Â Dilahirkan di Keluarga Pembenci Islam, Pria Ini Justru Jadi Mualaf Usai Baca Alquran
Pada hari kejadian, diceritakan bahwa Peter hanya ingin menikmati malam bersama teman-temannya. Namun, itu ternyata menjadi malam yang mengerikan di kota Hanau, Jerman. Delapan orang ditembak dan dibunuh oleh seorang teroris sayap kanan. Beberapa dari mereka adalah Muslim.
Peter ada di TKP. Dia selamat. Temannya Muhammad juga selamat. Tetapi dia menyaksikan orang lain terbunuh tepat di sebelahnya.
Orang tua Peter berasal dari Kamerun. Tapi dia tumbuh di Jerman. Teman-temannya berasal dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda.
Penduduk kota Hanau dikenal karena berpikiran terbuka dan toleran. Peter pun berteman dengan Muslim dan non-Muslim. Salah satu teman baiknya adalah Muslim. Dan dia sering berdiskusi filosofis dengannya. Tentang makna kehidupan, peran Tuhan dan manusia di bumi ini.
BACA JUGA:Â Pernah Kena Islamofobia, Pria Ini Akhirnya Jadi Mualaf setelah Kenal Mohamed Salah
Menyaksikan dan selamat dari serangan teroris sayap kanan mengubah hidup Peter sepenuhnya. Dia melihatnya sebagai tanda Tuhan, rahmat Tuhan untuk memberinya kesempatan lagi.
Dia pergi ke salah satu masjid di Hanau. Di depan sang imam, Peter mengucap shahadat. Kedua tangannya memegang tangan imam dan dengan suara penuh keyakinan dia mengikuti imam membacakan di depannya.
Komunitas Muslim di Jerman membagikan prosesi ini di Twitter. Syahadat Peter itu laksana cahaya di hari-hari gelap sejak serangan teroris sayap kanan tersebut. []
SUMBER: ABOUT ISLAM