Oleh: Agus Yulianto
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Qs. Ar-Ra’d:11)
Allah telah menerangkan dalam ayat tersebut bahwa cita-cita seseorang tidak akan tercapai kecuali dengan berusaha. Ketika kita berusaha maka akan memperoleh keberuntungan dari apa yang diinginkan. Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari sejarah kehidupan masa lalunya.
Ada sebuah kisah nyata yang penulis ambil dari sebuah portal berita TribunNews(dot)com, seorang anak muda dari desa yang bercita-cita ingin menjadi orang yang sukses di tanah rantau. Pemuda ini bernama Sanawi, Lelaki asal Blora, Jawa Tengah, yang hanya mengenyam pendidikan kelas 1 sekolah dasar dan lama jadi kuli bangunan, kini sukses menjadi juragan es krim dengan omzet Rp1,5 miliar per bulan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
BACA JUGA: Belajar Berani dari Abdullah bin Umar
Kisah perjalanan hidupnya penuh lika-liku. Latar belakang Sanawi berasal dari keluarga miskin, bahkan sekolah dasar pun tidak tamat. Dia memiliki kekurangan dalam hal membaca dan menulis. Dia sering diejek teman-temannya karena tidak fasih membaca dan menulis. Di tengah segala keterbatasan itu, selama bertahun-tahun dia hanya bisa menjadi penggembala sapi milik orang lain untuk membantu keuangan keluarga.
Sanawi kecil tidak putus asa, ketika dia memasuki usia remaja 16 tahun. Dia bertekad mencoba mengadu nasib di ibukota, Jakarta. Dia pergi ke Jakarta ikut tetangganya dengan modal uang Rp. 7.500,- hasil dari berjualan ketela. Namun, nasib baik tidak berpihak kepadanya. Ketika sampai di sebuah terminal di Jakarta, Sanawi ditinggal tetangganya. Akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Tapi, itu hanya sementara saja. Kemudian dia memutuskan untuk kembali lagi ke Jakarta bersama teman proyeknya menjadi kuli bangunan. Disela-sela waktu luangnya dia berinisiatif menawarkan jasa pengecetan ke perumahan.
Perjuangan hidupnya tidak berhenti di situ saja, tahun 2006 dia bersama teman-teman proyeknya pindah ke Samarinda, Kalimantan Selatan. Di kota ini dia bersama teman-temannya juga menjadi kuli bangungan. Dalam kesendiriannya dia berfikir, selama merantau dia tidak ada peningkatan penghasilan. Akhirnya, dia mendapatkan sebuah ide berjualan es krim. Dengan modal Rp. 60.000,- yang dia peroleh pinjaman dari temannya. Setiap hari dengan bermodal sepeda dia keliling menawarkan es krim. Es krim itu dia ambil dari salah satu agen es krim buatan produsen ternama. Es krim tersebut dijual dengan harga Rp. 1000,-. Selama dia berjualan es krim banyak sekali pengalaman yang dia dapatkan. Dia sering di usir para orang tua yang anaknnya tidak diijinkan untuk membeli es krim. Tapi semangatnya tidak pernah memudar, dia terus berjualan es krim.
Semangat dan tekadnya yang kuat, usaha yang selama ini ia tekuni ternyata tidak sia-sia. Hasil dari berjualan es krim sehari mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 150.000,-. Dari hasil laba yang dia peroleh Sanawi di kumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli motor. Selain itu, Sanawi juga memberanikan diri meminjam modal ke bank yang digunakan untuk membeli mobil dengan bak terbuka sebagi penunjang usahnya.
Usahanya tidak hanya berhenti disitu saja. Sanawi juga berkeinginan untuk maju. Dia tidak malu belajar membaca dengan anaknya. Selain itu, supaya usahanya berhasil dia juga tidak malu untuk bergaul dengan para pengusaha es krim yang sudah lama makan manis asam garam dalam dunia bisnis es krim. Tujuannya agar Sanawi mendpatkan ilmu dan pengalaman dari para seniornya. Melihat peluang bisnis es krim menjajikan, Sanawi mengajak teman-temannya yang dulu bekerja di proyek untuk ikut berjualan es krim. Dalam hal ini Sanawi menjadi distributornya. Berawal dari sini, bisnisnya berkembang pesat. Selama tiga tahun menjadi distributor es krim, pada tahun 2010, Sanawi sudah memiliki 400 pengecer yang disebutnya mitra. Kini, ia sudah memiliki 700 mitra yang dilayani melalui 27 subdistributor es krim miliknya maupun hasil kongsian di beberapa kota di Kalimantan, Makassar, Manado, Batam, dan Jakarta.
Tak puas di bisnis es krim, Sanawi juga merambah ke bisnis minimarket. Ia memiliki dua minimarket di Samarinda dan Palangkaraya. Namun, karena keuntungannya tipis, ia berniat menutup salah satu minimarket itu. Selain itu, Ia juga mengembangkan sayap bisnisnya di jasa penyewaan kontainer dan pengolahan bebek serta ayam beku. Semua bisnis itu dilabeli dengan merek Vanesa. Awalnya, Sanawi memakai merek Vania. Tapi, karena sudah ada yang mematenkan, ia ganti nama. “Vane” berasal dari nama anaknya dan “sa” singkatan Sanawi. Merek itu ia patenkan dua tahun lalu.
BACA JUGA: Suami, Mau Poligami? Ini Dia Syarat-syaratnya! Berani?
Selain sebagai distributor es krim merek terkenal, Sanawi juga memproduksi es krim sendiri. Dia sempat ditegur salah satu produsen es krim pemasok. Tapi ia tetap membuat es krim sendiri, meski kontribusinya masih kecil. Saat ini, Sanawi punya pabrik es krim di Kudus, Jawa Tengah. Ia juga memproduksi cone. Dalam sehari, pabriknya bisa memproduksi 40.000 cone. Dalam sebulan, ia dapat menjual hingga 9.000 ember es krim dengan omzet miliaran rupiah.
Kisah Sanawi anak desa yang kuper bahkan buta huruf tentu saja menjadi pematik untuk kita yang sudah diberi kelebihan oleh Allah swt., mengikuti jejak sukses Sanawi. Untuk meraik kesuksesan tentu saja tidak semudah menggoreng sebuah tempe. Banyak sekali yang harus dipersiapkan di dalam diri kita. Ada beberapa langkah yang bisa kita siapkan sejak dini untuk menuju puncak kesuksesan.
Pertama, Sikap Positif
Sikap dan perkataan positif memilki pengaruh besar untuk berbuat sesuatu. Jangan sampai kita selalu berfikiran negatif karena hal itu tentu saja akan menghambat kita untuk menuju ke arah positif. Seperti yang dialami Sanawi, ketika dia mendapatkan kesusahan semasa hidupnya. Mulai dari ditinggal tetangganya ketika di terminal Jakarta hingga di ejek teman-temannya karena tidak bisa membaca dan menulis. Hal itu tidak menjadikan dia berfikiran negatif terhadap apa yang telah dilakukan teman-temannya. Dia tetap berusah dan belajar, menumbuhkan sikap positif pada dirinya untuk dapat menjadi lebih baik. Bahkan ia tetap bergaul dengan baik tanpa memandang latar belakang ekonominya. Sebab hidup itu selalu berputar, kadang di atas dan kadang dibawah.
BERSAMBUNG KE HALAMAN SELANJUTNYA
Kedua, Menghargai Diri Sendiri
Orang yang selama ini dapat menghargai dirinya sendiri, akan membuatnya termotivasi untuk melakukan sesuatu, karena ia yakin pada potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Sanawi tidak hanya pasrah menjadi kuli bangunan saja, dia yakin memiliki potensi yang lebih dalam dirinya untuk dapat melakukan hal yang jauh lebih besar dari sekadar kuli bangunan. Akhirnya, dia mencoba dan memberanikan diri untuk berjualan es krim. Meskipun di awal-awal kegagalan selalu dia temukan. Tapi, hal itu tidak menyurutkan langkahnya. Tapi kalau Sanawi tidak percaya diri, pasti kesuksesan akan meninggalkan dirinya. Nah, itulah efek dari sikap menghargai diri sendiri, kita akan termotivasi untuk menjadi “seseorang seperti yang kita inginkan”.
Ketiga, Tekad Kuat
Ketika diri kita memiliki tekad yang kuat untuk mendapatkan sesuatu pasti tidak ada yang dapat menghalangi gerak langkah kita. Apapun yang ada di depan kita terjang, meskipun ada resikonya. Tekad yang kuat untuk mencapai sukses merupakan faktor yang sangat menentukan dalam proses meraih keberhasilan. Kalau kita mengaca dari kisah Sanawi, jika tidak ada tekad yang kuat dari diri Sanawi untuk merubah keadaan keluarganya, maka bisa kita bayangkan pasti kehidupan Sanawi tidak akan ada perubahan, atau bahkan malah tambah semakin terpuruk. Karena Sanawi memiliki tekad yang kuat untuk merubah nasibnya, akhirnya keberuntungan berpihak padanya dengan segala usaha dan doa.
Sanawi menunjukkan, selain kemauan, keberhasilan bisnis itu juga perlu modal dari keyakinan diri sendiri. Dari pengalamannya selama ini, ia yakin, usaha tak akan mengkhianati hasilnya. Menurut Sanawi orang mau sukses itu ada empat kuncinya: URIP, yakni Usaha, Rukun, Iman, dan Percaya diri. Tetapi, kita juga tetap harus menerima masukan dari orang lain.
Gagal Bagian Dari Sukses
Setiap orang sukses pasti pernah mengalami kegagalan, karena kegagalan dan kesuksesan merupakan satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimana rasanya jika kita mengalami kegagalan? Bagi yang pernah mengalaminya pasti rasanya tidak enak sekali. Ada rasa pahit, sedih, kesel, kecewa, bahkan pengen nonjok bawaanya. Apakah Sanawi pernah mengalami kegagalan? Tentu saja ia pernah bahkan sering mengalami kegagalan. Memang kegagalan mengakibatkan orang merasa kelelahan, tidak dapat maju kedepan, bahkan tidak sedikit hidupnya terpuruk. Seseorang yang telah jatuh, akan terasa sulit untuk bangkit kembali. Apalagi orang itu tidak memiliki tekad yang kuat terhadap kesuksesan yang ingin diraihnya.
BACA JUGA: Setajam Keberanian Sahnun
Jiwa kepemimpinan Sanawi membuat ia mampu secara bijak dalam memandang sebuah kegagalan. Dia selalu berfikir positif bahwa masih banyak kesempatan dan peluang yang ada di depan matanya. Beberapa kelebihan yang ada dalam dirinya, membuat ia mampu bangkit dari keterpurukan yang ia pernah alami. Pelajaran yang di dapatkan dari Sanawi dari pergulatan dalam keterpurukan yang dialaminya tersebut akhirnya membuatnya berfikir bahwa kalau hanya bersandar sebagai kuli bangunan kurang dapat memberikan jaminan kemandirian finansial. Sehingga, dia akhirnya banting setir dengan menggeluti dunia usaha.
Ada yang menganggap bahwa kegagalan itu adalah sebuah titik akhir dari segala hal. Beda halnya bagi para pengusaha seperti Sanawi, kegagalan adalah akhir dari lembaran yang baru. Lembaran yang akan dimulai, dimana seseorang bisa belajar dari kegagalan dan menjadikannya anak tangga menuju gerbang kesuksesan. Sikap tersebut memunculkan optimisme yang sangat kuat. Dari situ pula ia menemukan titik awal kebangkitan dari keterpurukan.
Berani Merubah Nasib
Kisah Sanawi semoga memberikan kita sebuah pelajaran hidup. Kalau kita kerjaannya hanya merenungi nasib saja tanpa ada usah dan doa, tentu saja nasib baik tidak akan pernah berpihak. Nasib seseorang memang sudah digariskan oleh Allah swt., hal ini sudah dijelaskan dalam sebuah Surah Ar-Ra’d:11, “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”.
Ingat! Allah swt telah berjanji kepada kita agar sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk ciptaanNya, kita diharuskan untuk selalu berusaha dan jangan pernah menyerah pada suatu keadaan.Sebab, Allah swt., tidak akan merubah keadaan diri kita kalau kita sendiri saja tidak berusaha untuk merubahnya menjadi lebih baik.
Jangan pernah menyerah, meski semua terlihat sulit dan berat. Menyerah adalah salah satu cara pasti untuk gagal. Jika kita menginginkan sesuatu, tetapi kita tidak pernah mencoba untuk meraihnya, maka kita termasuk orang yang menyerah.
Kadang kita merasakan semua terlihat sulit. Tidak ada lagi hal yang bisa kita lakukan. Hingga kita sudah menyerah sebelum berperang. Hal yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan kemampuan diri. Belajarlah, berlatihlah, dan mencoba. Jika kita melakukan kesalahan, maka perbaiki kesalahan itu, bukan malah berhenti. Oleh karena itu, kita harus memperkuat motivasi yang ada dalam diri kita. Ingat! tujuan awal kita untuk sukses.
Kata orang bijak. Jangan menyerah dengan keadaan. Bagaimana pun keadaan, ternyata selalu ada saja yang berhasil. Jadi bukan keadaan yang membuat kita menyerah, tetapi pikiran kita sendiri yang menyerah. []
*Agus Yulianto. Suka menulis cerpen, cernak, puisi dan esai. Tulisan-tulisanya terhimpun dalam sebuah antologi. Buku antologi puisi terbarunya perjamuan kopi di kamar kata (2018), Prosa Pendek Pengkhianatan (2018), kumpulan esai Pendidikan Abad 21 Program Pascasarjana UPI (2018), Buku terbarunya kumpulan esai Gagasan Guru Konyol Gado-gado Pendidikan, Oleh Natural Media (2018), Cerita Pendek, Cerita Anak, Puisi, dan beberapa esainya pernah dimuat di koran Harian Umum Solopos, Harian Umum Joglosemar, Majlah On Line Simalaba, Nusantara News, Flores Sastra, Majalah Hadila, dan lain sebagainya. Penulis Tinggal di Dusun Ngemplak RT 02/02, Suruh, Tasikmadu Karanganyar Jawa Tengah. Alamat email: yuliagusyulianto@gmail.com,