SADAR ataupun tidak, dalam keseharian kita maksiat sangatlah dekat dengan kita. Tak sedikit dari kita yang belum mampu untuk menguasai hawa nafsu sehingga terus menerus terjerumus ke dalam maksiat. Setidaknya ada 2 penyebab mudah berbuat maksiat yang sering tidak kita sadari.
Bagi siapapun yang memang berniat keluar dari kemaksiatan, ilmu ternyata mempunyai pengaruh besar agar kita tidak mudah berbuat maksiat.
Karena semakin seseorang berilmu dan makin mengenal agungnya Rabb yang telah menciptakan dan memberikan berbagai nikmat untuknya, maka tentu ia akan semakin punya rasa takut pada Allah. Rasa takut inilah yang dapat membentengi dari maksiat dan tidak mudah berbuat maksiat.
Dikutip dari Rumaysho, Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Seorang hamba bisa menerjang yang haram karena dua sebab:
BACA JUGA: Kisah Ahli Maksiat yang Bertaubat dan Menjadi Ahli Surga
2 Penyebab Mudah Berbuat Maksiat
1. Suuzhon (berprasangka jelek) pada Allah. Karena seandainya seseorang mentaati dan mendahulukan perintah Allah, tentu ia hanya mau melakukan yang dihalalkan.
2. Hawa nafsunya mengalahkan sifat sabar dan menutupi akal, dalam keadaan ia tahu yang dilakukan itu haram. Padahal jika seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan mengganti yang lebih baik.
Sebab yang pertama di atas disebabkan karena sedikitnya ilmu. Sedangkan yang kedua dikarenakan kurangnya akal dan bashiroh (cara pandang),” (Al Fawaid karya Ibnul Qayyim, hal. 78).
Itulah yang terjadi di saat kita mudah berbuat maksiat. Itu semua disebabkan karena kurangnya ilmu dan kurangnya akal. Karena ilmu itulah yang dapat membuat kita punya rasa takut pada Allah, sebagaimana disebutkan dalam ayat, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama,” (QS. Fathir: 28).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifat takutnya,” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 6: 308).
Para ulama berkata, “Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah.”
Semakin seseorang berilmu, semakin ia memiliki rasa takut pada Allah. Rasa takut inilah yang membentengi seseorang dari mudah berbuat maksiat. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu dalam mengenal Rabbnya.
Seringkali pula para ulama berkata -di antaranya Asy Sya’bi-, “Orang yang berilmu, itulah yang punya rasa takut pada Allah.”
Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Cukup rasa takut pada Allah disebut ilmu dan cukup orang yang terbuai dengan karunia Allah disebut bodoh.” (Majmu’ Al Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 3: 333).
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Jika orang yang takut pada Allah adalah para ulama, lalu mereka inilah yang terpuji dalam Al Qur’an dan mereka pun tidak dicela, maka merekalah yang biasa menjalankan kewajiban,” (Majmu’ Al Fatawa karya Ibnu Taimiyah, 7: 21).
Jika kita termasuk orang yang sedang berupaya menghindari diri dari perbuatan maksiat, sebaiknya melakukan dua hal ini seperti yang dikutip dari Republika:
2 Penyebab Mudah Berbuat Maksiat
Pertama, yakinilah Allah selalu mengawasi kita. Allah adalah Zat yang Maha Melihat, Maha Mengetahui, tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya di langit maupun di bumi.
Allah berfirman, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS 6:59).
Kedua, yakinilah seluruh amalan manusia akan dicatat dan akan dimintai pertanggungjawab an kelak pada hari Kiamat. Tak ada satu pun yang akan luput dari catatan-Nya.
Allah berfirman, “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.” (QS az-Zalzalah [99]:6-8)
Ketiga, yakinilah bahwasanya kulit, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan akan menjadi saksi di akhirat kelak.
Allah berfirman, “Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu kepadamu, bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.” (QS Fusilat [41]:22).
2 Penyebab Mudah Berbuat Maksiat
BACA JUGA: Cukupkah Seorang Muslim Meninggalkan Maksiat Tanpa Melakukan Kebaikan?
Keempat, yakinilah Allah mengutus para malaikat untuk mengawasi kita (QS 50:16-18).
Kelima, sadarilah bumi akan menjadi saksi perbutan kita. Meskipun tak ada yang melihat kita, di manapun kita melakukan maksiat walaupun dengan sembunyi-sembunyi, bumi yang kita pijak akan menjadi saksi di hadapan Allah kelak.
Allah berfirman, “Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (QS 99:4).
Barang siapa yang dapat menjaga hatinya dan anggota tubuhnya serta menahan hawa nafsunya dari kemaksiatan, itulah sebuah keberhasilan imunitas kemaksiatan bagi orang yang bertakwa dan Allah janjikan sebuah pahala yang besar bagi mereka. Orang seperti ini tidak akan mudah berbuat maksiat. Wallahualam. []