MUHAMMAD bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Manusia mana yang tidak mengetahuinya. Sudah 14 abad lamanya, namun tetap kekal namanya. Bukan hanya namanya saja, namun hingga sejarah hidupnya pun masih terkenang hingga saat ini. Mau bagaimanapun namanya tak akan pernah pudar.
Namanya akan tetap kekal di dalam sanubari manusia, terutama umat muslim. Mendengar kata Muhammad pasti sudah tak asing lagi ditelinga kita. Pada umumnya banyak pula orang yang menggunakan kata itu sebagai nama panjang ataupun nama panggilan. Mungkin maksud dan tujuan orang-orang menggunakan nama tersebut agar pemilik nama dapat memiliki sikap dan perilaku yang sama dengan Nabi Muhammad.
BACA JUGA: Nabi Muhammad SAW; Penentram Hati dan Penguat Keyakinan
Nabi Muhammad ialah sang penyebar risalah Islam hingga sampai kepada kita selaku umatnya. Rasulullah adalah rahmat dan anugerah terbesar yang diberikan oleh Allah terlebih bagi orang-orang yang beriman. Seperti dalam QS Ali-imran ayat 164:
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab (Al-Qur’an) dan hikmah (sunnah) , meskipun sebelumnya mereka dalam kesesatan yang nyata.” (QS Ali Imran: 164)
Lantas mengapa Rasulullah menjadi anugerah bagi manusia? Karena Sosok beliaulah yang memberi suri tauladan bagi kita. Beliau pula yang memberi contoh kepada kita bagaimana prosedur menjadi orang yang sukses. Bukan hanya sukses dunia saja, melainkan beliau pula lah yang mengajarkan kepada kita cara agar sukses di akhirat kelak.
Begitu para sahabat yang senantiasa mengikuti jejak cara hidup Rasulullah. Berbeda dengan zaman sekarang. Sedikit sekali orang yang memperhatikan sebuah kehidupan yang baik. Dengan tuntunan Islam yang Nabi contohkan.
BACA JUGA: Muslim, Ini 4 Motivasi Mencintai Nabi Muhammad ﷺ
Bahkan sudah jarang orang yang mengidolakan Rasulullah. Terutama pencetak generasi baru, yaitu para remaja. Memang benar sebuah kalimat yang mereka lontarkan melalui lisannya, mereka menyadari bahwa Rasulullah adalah idola dan suri tauladan nya. Namun apakah benar mereka mengikuti dan mentaati seluruh perintah Rasul?
Bisa kita buktikan sendiri bahwa kebanyakan manusia, bukan hanya remaja saja, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan anak kecil sekalipun jika kita lihat mereka malah mengidolakan orang lain, bahkan yang tidak sepatutnya. Bahkan budaya yang tidak islami pun tanpa sengaja mereka ikuti, meski sedikit demi sedikit.
Lantas bagaimana caranya agar kita dapat mengutamakan Rasulullah sebagai the only idol? Mudah, yaitu dengan mengidolakan Rasulullah sebagaimana kita mengidolakan idola kita.
Mungkin hal ini cukup memberatkan bagi yang belum terbiasa karena banyak sekali perbedaan antara kebudayaan para idol dengan yang Rasulullah ajarkan. Namun sesulit apapun ikutilah tuntunan dari Rasul. Karena beliaulah yang selama ini memperjuangkan agama Islam hingga sampai kepada kita. Agar kita tidak tersesat seperti para kaum nabi nabi terdahulu.
Beliau menyampaikan risalah Islam dengan upaya yang sangat besar, sehingga beliau dilempari batu karena banyak orang yang tidak setuju dengan apa yang beliau sampaikan. Lihatlah begitu besar perjuangan beliau. Namun dengan mudahnya kita melupakan semua itu dan malah mengikuti budaya orang kafir yang sama sekali tidak islami.
BACA JUGA: Muslim, Inilah 5 Cara Mencintai Nabi Muhammad ﷺ
Lantas di akhirat kelak kita akan meminta syafaat kepada siapa, selain kepada Rasulullah. Apakah tidak malu? Jika di akhirat kelak meminta syafaat kepada Rasulullah, sedangkan di dunia melupakan Rasulullah.
Bahkan Allah juga berkata dalam Q.S Al-ahzab ayat 21:
“Sungguh telah ada pada (diri) rasul itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al Ahzab: 21)
Dengan jelas Allah telah berkata dalam Alquran bahwa Rasulullah satu-satunya di dunia ini suri tauladan yang baik bagi manusia yang senantiasa mengharap ridho dari Allah. []
Oleh: Pujangga Bintang Masela
(siswi kelas 9 STP Khoiru Ummah Purwakarta tingkat SMP)