JAKARTA—Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tablig Prof Yunahar memandang regulasi di Indonesia sudah bagus, khusus terkait pengawasan Obat makanan yang beredar di masyarakat.
“Hanya saja aspek pengawasan masih lemah. Indonesia begitu luas wilayahnya dan begitu banyak produknya, masyarakat harus ikut membantu. Kalau masyarakat mengetahui sesuatu dianjurkan untuk segera melaporkannya,” ujarnya kepada Islampos di Jakarta Rabu (7/2/2018).
Wakil Ketua Umum MUI ini pun mengungkapkan terutama, mungkin kampus-kampus yang ada laboratoriumnya, bisa secara suka rela bagian dari penelitan di kampus untuk secara acak mengambil contoh-contoh obat dan makanan lalu diteliti.
“Selama ini LPPOM MUI sudah memberikan sertifikasi halal ke banyak produk. Tapi LPPOM MUI tidak bisa mengawasi karena tidak ada instrumen dan sumber daya manusianya. Maka BPOM harus secara berkala aktif mengawasi,” tegasnya.
Ia mengkritisi agar BPOM jangan menunggu ada laporan, ada tidak ada laporan harus diawasi dan diambil sampel-sampelnya.
Untuk diketahui, PT Pharos sebagai produsen Viostin DS produk farmasi berkelit produk farmasinya mengandung babi. PT Pharos mengklaim temuan produk Viostin DS yang mengandung babi tersebut hanya tercemar, yang seharusnya dari bahan baku Chondroitin Sulfate dari sapi tapi terkontaminasi babi. []
REPORTER: RHIO