PALESTINA—Pertama dalam sejarah, Palestina dipercaya memimpin pertemuan-pertemuan anggota Kelompok 77 atau disebut dengan “G77 Plus Cina” mulai 1 Januari mendatang. Keputusan ini muncul usai sidang 134 negara anggota kelompok tersebut dalam rangkaian sidang Majelis Umum PBB ke-73, Kamis (27/9/2018).
Sidang tersebut dengan suara bulat memilih Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai ketua kelompok beranggota 134 negara anggota PBB plus Cina yang juga bergabung dalam kelompok negara berkembang ini, menggantikan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi, sebagai ketua kelompok saat ini.
BACA JUGA: Bungkamnya Dunia terhadap Palestina bikin Israel Semakin Jahat
Perwakilan dari 134 negara berkembang di PBB telah memilih negara Palestina yang di PBB bersatus pengamat, sebagai Ketua G77 Plus Cina dalam pertemuan para menteri luar negeri anggota Kelompok yang ke-42 itu.
Palestina akan mengambil alih kepemimpin kelompok itu dari Mesir mulai tanggal 1 Januari 2019.
Dengan demikian Palestina akan memimpin kelompok 134 negara yang mewakili 80% populasi dunia. Palestina akan mengambil alih kepemimpinan kelompok dan bernegosiasi dengan mitra lain dan negara anggota organisasi pada semua permaslahan mengenai perkembangan, kemanusiaan dan hukum dalam agenda PBB 2019.
Isu-isu yang akan diangakat seperti perubahan iklim, dokumen akhir dari Forum Pembiayaan untuk Pembangunan, serta “Deklarasi Kementerian” dari Para Menteri Luar Negeri G77 Plus Cina.
Palestina akan memimpin upaya G77 Plus Cina baik dalam menyajikan sudut pandang kelompok dalam topik yang dibahas, atau dalam mencapai hasil terbaik saat menegosiasikan output yang terkait dengan topik-topik tersebut.
Selain itu, Negara Palestina akan terus bekerja untuk memastikan pelaksanaan 17 tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional. Agenda pertama dan utama adalah memerangi kemiskinan di semua dimensinya di mana ratusan juta orang di seluruh dunia masih hidup di bawah garis kemiskinan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour menyatakan, pemilihan tersebut membuktikan bahwa negara Palestina memiliki sumber daya manusia yang sanggup mengambil tugas rumit mengkoordinasi kelompok besar di PBB.
“Kami akan bernegosiasi mewakili 135 negara,” kata Mansour, mencatat bahwa “Negara Palestina menjadi negara ke-135 dalam G77 Plus Cina.”
BACA JUGA: Wapres JK di New York: Indonesia Terus Bersama Palestina sampai Merdeka
Pemilihan Palestina sebagai pemimpin G77 juga membuktikan sikap penolakan terhadap Israel dan Amerika Serikat, yang berpendapat bahwa status Palestina di PBB tidak berarti.
G77 adalah sebuah badan kumpulan dari sepertiga negara anggota PBB, berdiri pada Juni 1964. Lembaga ini memiliki misi menyampaikan suara anggota sebelum 193 anggota Majelis Umum PBB membuat keputusan tertinggi di PBB.
Meskipun bukan menjadi anggota sepenuhnya PBB, Palestina diakui oleh 136 anggota PBB dan sejak 2012 memiliki status non-anggota negara pengamat. []
SUMBER: MINA