SEBAGAI seorang muslim pasti pernah atau sering bermunajat kepada Allah, tapi apakah seorang muslim tahu munajatnya ahli ibadah seperti apa?
Apakah ada kalimat-kalimat tertentu? Inilah jawabannya:
Munajatnya Ahli ibadah kepada Allah SWT adalah dengan kalimat-kalimat berikut,
“Khayalan tinggi telah membuatku terperdaya, cintaku pada dunia telah membinasakanku, setan telah menyesatkanku, nafsu amarah telah menghalangiku dari kebenaran, teman yang jahat telah membuatku dalam kemaksiatan.”
Lantas apa arti dari munajat-munajat kepada Allah di atas? berikut penjelasannya:
1. Munajatnya Ahli Ibadah: Khayalan Tinggi Telah Membuatku Terperdaya
Padahal Allah telah mencela tinginya khayalan. Hal itu ada dalam firman-Nya QS. Al-Hijr: 3
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka. Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).
Karena khayalan yang tinggi hanyalah akan melalaikan seorang hamba. Maka seharusnya seorang hamba betul-betul berstrategi, bergerak dan maju untuk merealisasikannya.
Bila hanya sebatas angan tanpa eksekusi maka hal itu hanya menjadi kesia-siaan saja. Maka perlu untuk bersegera bangkit dari tenggelamnya diri pada khayalan tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=W85iJyVJ6j8
2. Munajatnya Ahli Ibadah: Cintaku pada Dunia Telah Membinasakanku
Rasulullah ï·º pernah bersabda mengenai kecintaan terhadap dunia,
“Siapa hatinya telah dirasuki cinta dunia maka dia akan selalu diliputi 3 keadaan, yaitu kesengsaraan yang tidak berkesudahan, ketamakan yang tidak kunjung terpuaskan dan angan-angan yang tak berujung.” (HR. Ath-Thabrani).
Dunia ini betul-betul mengalihkan seorang hamba dan membinasakannya. Bagaimana tidak, seorang hamba yang berfokus pada dunia hanya akan mendapat rasa haus dunia yang tiada habis.
Padahal yang seharusnya dikumpulkan adalah amal kebaikan untuk akhirat. Maka hendaknya muslim berlaku bijak di dunia, yaitu mencari bekal menuju akhirat dan bukan tenggelam di dalam dunia tersebut.
BACA JUGA:Â Munajat Rasulullah di Perang Badar
3. Munajatnya Ahli Ibadah: Setan Telah Menyesatkanku
Seorang hamba hendaknya waspada akan tipu daya setan yang menyesatkan. Janganlah menjadi seseorang yang mudah terperosok.
Membuat manusia tersesat adalah tugas setan, hal itu sebagaimana ia diusir dari surga dan jauh dari rahmat Allah.
Allah berfirman,
“Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” Iblis berkata: “Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan.” Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).” Iblis menjawab: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 77-83).
Maka sebetulnya seorang hamba tidak akan terlepas dari upaya-upaya setan untuk menyesatkan. Adapun pintu-pintu setan dalam menyesatkan yang harus diwaspadai di antaranya adalah,
Pintu syubhat dan syahwat, kedengkian dan meremehkan dosa. Maka kita dapat melakukan hal-hal berikut guna terhindar dari tipu daya setan yaitu,
Menjaga keikhlasan, menjaga kestabilan iman, berlindung kepada Allah, memperbanyak membaca Al-Qur’an, menyelisihi setan dan setiap perbuatannya (meninggalkan perbuatan boros, meninggalkan makan minum dengan tangan kiri, tidak tergesa-gesa dan lain sebagainya).
4. Munajatnya Ahli Ibadah: Nafsu Amarah Telah Menghalangiku dari Kebenaran
Ali bin Abi Thalib ra. pernah mengatakan,
“Dua perkara yang aku takutkan menimpa kalian adalah mengikuti hawa nafsu dan angan-angan kosong. Adapun mengikuti hawa nafsu akan menghalangi dari kebenaran, sedangkan angan-anagna kosong menyebabkan lupa terhadap akhirat.”
Maka sebagai seorang muslim haruslah melawan nafsu tersebut. Janganlah membiarkan diri dikuasai oleh hawa nafsu dan berakibat pada kelalaian.
Hendaknya seorang muslim menjadikan aturan Allah sebagai sandaran dalam bertindak dan menjadikan keridoan-Nya sebagai tujuan.
Abu Sulaman ad-Darani berkata,
“Amal perbuatan yang paling utama adalah amal yang bertentangan dengan hawa nafsu.”
BACA JUGA:Â Aku dan Ahli Ibadah
5. Munajatnya Ahli Ibadah: Teman yang Jahat Telah Membantuku dalam Kemaksiatan
Setan bisa merayu manusia dari mana saja, termasuk dari seorang teman. Maka setiap muslim hendaknya mengokohkan keimanannya agar diri menjadi kuat dan tidak terbawa kepada kemaksiatan.
Dan seharusnya muslim yang mewarnai para teman-temannya agar bisa taat kepada Allah, yaitu mewarnai dengan kebaikan dan kebenaran.
Jangan sampai sebaliknya. Seorang muslim haruslah melawan segala macam hal yang memacu kemaksiatan, yaitu dengan kekuatan iman, keyakinan pada Allah dan tujuan menggapai ridhanya.
Pastilah semua tidak mudah, tapi percayalah akan selalu ada jalan dari Allah bagi mereka yang terus berusaha.
SUMBER: Nasha ‘ih al-‘ibad fi Bayani Alfahzi al-Munabbihat’ala Isti’dad Li Yaum al-Ma’ad | Oleh: Syekh Nawawi al-batani | Penerjemah: Fuad Saifudin Nur | WALIPUSTAKA | 2016