“Dan ketika hambaku bertanya tentang diriku, maka katakanlah, bahwa sesungguhnya aku ini dekat. Aku ini mengabulkan doanya orang yang berdoa.” (Al-Baqarah 2 : 186)
NABI selalu memanjatkan doa kepada Rabbnya pada saat setiap keadaan. Beliau menyerahkan semua urusannya kepada penguasanya, dan memperbanyak pengaduan kepada Khaliqnya serta memohon rahmat ampunannya.
Beliau pernah bersabda, “Barangsiapa tidak pernah meminta kepada Allah, Dia murka kepadanya.” (HR Bukhari)
BACA JUGA: Doa Bersyukur yang Diamalkan Nabi Sulaiman
Nabi mencari kebaikan dan kemuliaannya dimana beliau memilih doa yang mencangkup semuanya sebagaimana ucapannya, “Ya Allah, berikanlah kepada kami kebaikan dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”
Nabi mengulangi doanya sebanyak tiga kali, dan memulainya dengan memuji Rabbnya. Beliau menghadap kiblat saat berdoa, dan terkadang berwudhu sebelumnya. Nabi megajarkan adab berdoa kepada umatnya, seperti memulainya dengan memuji Allah Swt dan membaca shalawat Nabi.
Beliau pun mengajarkan berdoa dengan asma Allah yang baik, mencari waktu yang mustajabah, seperti sehabis shalat wajib, antara adzan dan iqamah, di akhir waktu di hari jum’at, pada hari Arafah, pada saat sujud, puasa dan dalam perjalanan, juga orang tua kepada anaknya.
BACA JUGA: Doa, Obat yang Bermanfaat
Nabi pada waktu kesempitan mengadu kepada Rabbnya dan memohon kepadanya. Beliau mengulang-ulang permintaannya dengan penuh kerendahan, takut, cinta, husnudzanah, dan penuh harap, sebagaimana beliau lakukan pada saat perang Khandaq dan pada hari Arafah.
Allah mengabulkan doanya dan memenuhi panggilannya, sebagaimana beliau memperoleh saat di saat mimbar pada hari meminta siraman air hujan, maka turunlah air hujan yang sangat deras seketika itu juga. Dan juga pada hari terbelahnya bulan, keberkahan dalam makanan dan harta, dan pada saat kemenangan dalam peprangan. Saat meninggikan agamanya dan menghinakan para musuhnya, sampai kemudian Allah mewujudkan tujuannya dan menjadikan kemenangan akhir untuk Rasulnya. []
Sumber: Ka Annaka Tara/ Penulis: Dr. ‘Aidh Abdullah Al-Qarny/ Penerbit: Cakrawala Publishing, 2005