NAMA Musailamah Al Kadzab sudah tak asing di telinga kita. Dia dari Bani Hanifah di Yamamah yang mengaku sebagai Nabi. Pengakuannya tersebut dilakukan saat Nabi Muhammad masih hidup.
Musailamah diketahui pernah masuk Islam. Namun setelah masuk Islam, ia justru menodai ajaran yang mulia ini. Dia mengaku diutus oleh Allah bersama Nabi Muhammad SAW. Untuk melancarkan siasatnya, Musailamah belajar sihir. Ia kerap melakukan atraksi sihir dan mengklaim hal itu sebagai mukjizat dari Allah.
Dalam sebuah riwayat, saat menikahi Sajjah binti al-Harits dari Bani Tamim, Musailamah memberikan mahar berupa cuti Shalat Ashar kepada keluarga Sajjah. Akhirnya semua Bani Tamim libur shalat Ashar. Selanjutnya, Sajjah juga mengikuti jejak suami. Ia mengaku mendapat wahyu dari Allah SWT.
Perlahan-lahan pengaruh dan wewenang Musailamah meningkat terhadap orang-orang dari sukunya. Setelah itu Musailamah berusaha menghapuskan kewajiban untuk melaksanakan shalat serta memberikan kebebasan untuk melakukan seks bebas dan konsumsi Alkohol. Ia juga kemudian menyatakan sebagai utusan Allah bersama dengan Nabi Muhammad, dan menyusun ayat-ayat, yang dinyatakan sebagai tandingan ayat Alquran. Sebagian besar ayat-ayat buatan Musailamah memuji keunggulan sukunya, Bani Hanifah, atas Bani Quraisy.
Setelah Rasulullah SAW wafat, pasangan suami istri itu semakin leluasa dalam menyebarkan pemahamannya. Khalifah Abu Bakar Assidiq tidak tinggal diam. Abu Bakar beserta kaum Muslimin mengajak mereka dan pengikutnya kembali ke jalan yang lurus. Tapi, ajakan itu ditolak.
Abu Bakar mengerahkan kaum Muslimin untuk memerangi mereka. Dalam perang Yarmuk, Kaum Muslimin bentrok dengan pasukan Musailamah dan Musailamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi bin Harb. Sedang Sajjah diakhir hayatnya bertaubat dan kembali ke pelukan Islam. []
Sumber: Hidayatullah.