IA terlahir sebagai seorang remaja Quraisy terkemuka yang dibesarkan dalam kesenangan. Dialah kembang majlis, buah bibir gadis-gadis Mekkah dan menjadi bintang di tempat ia berpijak. Hingga akhirnya saat ia mendengar berita yang telah tersebar tentang dakwah Nabi, ia mendatangi tempat yang menjadi bahan pembicaraan orang banyak itu. Dialah Mushab in Umair.
Baru beberapa saat ia mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dari kalbu Nabi, maka terpesonalah ia dan untaian kalimat Nabi pun tepat sasaran hingga meresaplah ke dalam hatinya. Saat dalam keadaan yang bergejolak dalam hatinya, Nabi mengulurkan tangan penuh berkah, sampai-sampai hatinya berubah menjadi tenang dan damai, bagai lautan yang teduh dan tenang.
BACA JUGA: Ini Sebab Mush’ab Bin Umair Bergelar Al-Khair
Tapi sayang, keislamannya tak disambut dengan baik oleh ibundanya. Hingga akhirnya ia dibawa ke suatu tempat terpencil, dikurunglah ia dan dipenjarakan. Namun atas izin Allah ia mampu mengelabui ibunda dan penjaga-penjaganya. Ia pun berlindung dan tinggal bersama dengan sahabat seimannya.
Pada suatu hari ketika ia sedang duduk di sekeliling Nabi bersama beberapa sahabatnya, mereka semua memejamkan matanya, sementara beberapa orang matanya basah karena duka. Itu dikarenakan Mush’ab si kembang majelis kini memakai jubah usang yang bertambal-tambal.
BACA JUGA: Untaian Kata teruntuk Mush’ab bin Umair
Namun Nabi memandangnya dengan cinta kasih dan syukur dalam hati. Pada bibirnya terlihat senyuman mulia. []
Sumber: Karakteristik Perihidup Enam Puluh Sahabat Rasulullah/Pengarang: Khalid Muhammad Khalid/Penerbit: Diponegoro. Edisi/ Cet ke, : Cet 20. Tahun Terbit: 2006