SEPERTI kita ketahui, pada Perang Badar, orang Islam memetik kemenangan. Di antara tawanan yang berada di tangan kaum Muslim adalah saudara Mush‘ab bin Umair benama Abu Aziz bin ‘Umair.
BACA JUGA: Dunia Laksana Penjara bagi Orang Beriman
Mush‘ab sebenarnya melihat dan lewat di depan saudaranya yang menjadi pemegang bendera kaum musyrikin itu. Namun, ketika saudaranya menegur dan meminta pertolongannya, Mush‘ab bin ‘Umair berbicara kepada orang Anshar yang menawan saudaranya itu, “Pegang tawanan ini kuat-kuat. lbunya orang kaya. Mudah-mudahan ibunya bisa menebusnya dengan harga yang mahal.”
“Saudaraku, apakah ini nasihatmu kepadaku?” tanya saudaranya kebingungan. Mush‘ab berkata kepadanya sambil menunjuk orang Anshar yang menawannya, “Dia (orang Anshar) adalah saudaraku bukan kamu, dia lebih dekat denganku daripada kamu. Dia adalah saudaraku selainmu.”
BACA JUGA: Cara Tobat bagi Orang Beriman yang Tergelincir dalam Dosa
Jadi, Mush‘ab, lebih mendahulukan saudara seiman daripada saudara kandungnya, karena menurutnya saudara seiman lebih dekat dengannya. []
Sumber: The Road to Muhammad/ Penulis: Jalaludin Rakhmat/ Penerbit: Mizan/ 2009