AMERIKA SERIKAT–Terjadi peristiwa penyerangan yang dilakukan seorang perwira polisi Amerika Serikat (AS) terhadap seorang pria kulit hitam bernama George Floyd. Peristiwa ini menuai reaksi keras berbagai kalangan, tak terkecuali muslim AS.
Muslim AS menyoroti peristiwa rasis itu dengan mengekspresikan kemarahan dan luka, ketika video itu muncul di berbagai platform media sosial, membuktikan tren menakutkan dari pembunuhan tanpa ampun terhadap pria kulit hitam tak bersenjata di negara adikuasa itu.
Dalam video yang beredar, seorang perwira polisi kulit putih mencekik leher seorang pria kulit hitam dan mengabaikan permohonannya. Pria yang diketahui bernama George Floyd itu akhirnya meninggal dunia di rumah sakit setempat.
BACA JUGA: Seorang Mahasiswi Muslim Inggris Jadi Korban Penembakan
Orang-orang Muslim kulit hitam berjuang dengan dikotomi dalam mengarahkan kemarahan dan trauma mereka sendiri, sambil menjadi pencari keadilan dan berjuang melawan penindasan, sebagaimana diperintahkan oleh Allah (SWT).
“Allah tidak menginginkan ketidakadilan bagi semua makhluk-Nya.” (QS Al Imran, 3: 108)
Sontak, peristiwa pembunuhan yang menyasar orang berdasarkan warna kulit itu memicu kecaman muslim.
“Dibunuh di siang hari bolong. Oleh mereka yang seharusnya melindungi kita. Dengan kamera dan saksi di mana-mana. Saya tidak bisa bernafas. #GeorgeFloyd,” kata seorang warganet muslim bernama Omar Suleiman di Facebook.
“Kami lelah, kewalahan, dan marah,” kata Yasmin Abdul Warith dari South New Jersey kepada AboutIslam.
“Saya merasa mati rasa, perut saya sakit, hancur, dan sendirian. Pembunuhan terang-terangan ini sering terjadi. Saya tidak bisa berduka cita atas kehilangan satu saudara lelaki atau saudara perempuan sebelum saya melihat video pembunuhan berikutnya,” kata Sakeena Abdul-Hakeem dari Atlanta, GA.
“Sebagai Muslim, kami diajari bahwa jika Anda menyelamatkan hidup, Anda seolah-olah telah menyelamatkan seluruh umat manusia. Sebagai Muslim, kita adalah satu tubuh. Jika satu bagian tubuh terserang, seluruh tubuh merasakan sakit. Nabi kita berkata bahwa tidak ada di antara kita yang benar-benar percaya sampai kita menginginkan untuk saudara kita apa yang kita inginkan untuk diri kita sendiri. Kami tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian. Kami membutuhkan dukungan, solidaritas, advokasi, suara, dan tindakan semua orang yang tahu ini salah,” lanjutnya.
“Aku merasa lelah, kita tidak mendapatkan penangguhan hukuman. Mereka membunuh kita dalam gerakan cepat dan tidak mungkin untuk mengikuti emosi, kemarahan, kegelisahan, ketakutan, dan keinginan untuk mati rasa, sehingga saya dapat menikmati saat tanpa rasa bersalah. Saya melihat anak saya yang setengah hitam / setengah Yaman dan berpikir apakah dia akan mati dengan menyatakan dia tidak bisa bernapas di jalan atau dari beberapa tuduhan palsu yang membuatnya masuk dalam daftar pengawasan teroris, “kata LaTerry Abdulnoor kepada AboutIslam.
BACA JUGA: Muslim Berduka, Putra Ahmad Deedat Wafat
Kasus pembunuhan George Floyd ini menggemakan kembali kematian Eric Garner, pria kulit hitam lain yang meninggal ketika seorang perwira kulit putih menahannya, mengabaikan permohonan “Aku tidak bisa bernapas.”
Para ahli mengatakan tindakan polisi yang mengarah ke kematian George Floyd adalah beberapa yang terburuk yang pernah mereka lihat.
Sebulan yang lalu, juga terjadi penembakan salah sasaran terhadap seorang muslim kulit hitam di AS. Pria bernama Ahmaud Arbery (25) seorang atlet. Dia ditembak dua orang pria kulit putih yang menuduhnya mencuri. Arbery kala itu sedang jogging di luar Brunswick, Georgia pada 23 Februari 2020.
Menurut laporan Kepolisian Glynn, Gregory McMichael (pelaku penembakan Arbery) mengatakan kepada petugas bahwa dia pikir Arbery terlihat seperti orang yang dicurigai dalam serangkaian perampokan baru-baru ini di daerah tersebut. Namun, video yang merekam kejadian penembakan itu berkata lain.
Peristiwa penembakan dan pembunuhan rasis di AS ini telah memicu kemarahan di antara para pendukung peradilan pidana di seluruh negeripaman Sam. []
SUMBER: ABOUT ISLAM