BANYAK mitos ghaib di sekeliling kita. Mitos ini muncul karena lemahnya akidah tauhid pada diri mereka serta banyaknya syubhat yang diembuskan secara masif baik melalui media, media sosial atau bahkan ceramah keagamaan sekalipun seringkali memberikan doktrin tentang mitos ghaib yang tidak jarang justru menoda kemurnian akidah itu sendiri.
Beberapa mitos soal kegaiban yang berkembang di masyarakat di antaranya:
Wujud jin
Masyarakat kita masih banyak meyakini akan wujud jin yang beraneka ragam jenisnya. Puluhan atau bahkan mungkin ratusan perwujudan jin yang mereka yakini. Padahal jenis-jenis perwujudan jin yang mereka ini tidak sama sekali memiliki landasan serta dalil yang kuat dari syariat.
عن أبي ثعلبة الخشني، قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: الجن على ثلاثة أصناف: صنف كلاب وحيات، وصنف يطيرون في الهواء، وصنف يحلون ويظعنون
BACA JUGA: Perkataan Nabi Isa dalam Alquran Meyakinkanku Masuk Islam
Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyany berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Jin itu ada tiga jenis, jin yang memiliki sayap dan bisa terbang di udara, jin yang berupa ular dan kalajengking, serta jin yang suka berpindah-pindah”. (HR. Thabrany : 18020, Al-Hakim : 2/495, Ibnu Hibban : 6256 dan dishahihkan oleh Imam Al-Albani dalam Shahihul Jami’ : 3114).
Zodiak, tukang ramal dan perdukunan
Nabi SAW menyatakan :
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad : 9532 dishahihkan oleh Imam Al-Albani di dalam Shahihut Targhib Wat Tarhib : 3047).
Orang mati bisa hidup kembali menjadi arwah gentayangan
Allah ta’ala berfirman :
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : ‘Ya Rabb-ku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan’. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS Al-Mukminun : 99-100).
Ngalap berkah
Mengambil keberkahan sangat dianjurkan di dalam agama Islam, hanya saja kita dilarang meyakini bahwa sebuah lokasi, waktu ataupun benda itu memiliki keberkahan kecuali jika ada dalil syariat yang menunjukkannya.
Contoh lokasi yang mengandung berkah adalah ; Masjid secara umum, Masjidil Haram, Masjidil Aqsha, Masjid Nabawi, Maqam Ibrahim, Mina, Sofa, Marwa, Negri Syam, dan selainnya yang dijelaskan dalil.
Contoh benda yang mengandung berkah adalah ; Hajar Aswad, Air Hujan, Ka’bah, susu, zaitun, kambing, onta, pohon kurma, dan lain lain.
Contoh waktu yang mengandung berkah adalah bulan Ramadhan, Lailatul Qadar, hari Arafah, hari Tasyriq, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dan lain lain.
Lokasi, benda, dan waktu, yang tidak dijelaskan oleh syariat bahwa ia mengandung berkah, maka tidak boleh bagi kita meyakini keberkahan ada padanya. Karena keberkahan adalah bagian dari seuatu ghaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah ta’ala.
Contoh lokasi yang diklaim mengandung berkah padahal tidak ada dalilnya adalah ; Padang Karbala yang dikultuskan oleh orang syiah, kuburan para wali yang dikeramatkan, pohon-pohon yang dikeramatkan, dan lain-lain.
Contoh benda yang diklaim memiliki berkah padahal tidak diantaranya ; Tanah Karbala, benda-benda pusaka serta jimat yang diklaim memiliki berkah, kotoran kerbau yang dikeramatkan, dan lain-lain.
Contoh waktu yang diklaim mengandung berkah diantaranya ; Malam jumat kliwon, malam Nisfu Sya’ban, Hari raya Ghadir Khum, dan lain-lain.
BACA JUGA: Orang yang Ngaku Tahu Urusan Gaib adalah Pendusta
Jin dan malaikat mengetahui kegaiban
Ini adalah anggapan yang keliru karena bertentangan dengan nash Al-Qur’an dan As-Sunnah. Yang benar baik jin maupun malaikat mereka juga tidak mengetahui kegaiban, Allah ta’ala berfirman ketika menjelaskan kejahilan Jin yang tidak menyadari kematian Nabi Sulaiman as:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
“Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS Saba’ : 14).
Imam Ibnu Katsir menyatakan :
يذكر تعالى كيفية موت سليمان -عليه السلام-، وكيف عَمَّى الله موته على الجانّ المسخرين له في الأعمال الشاقة، فإنه مكث متوكئًا على عصاه
“Allah ta’ala menyebutkan proses kematian Sulaiman alaihissalam dan proses bagaimana Allah menyembunyikan kematian itu dari pengetahuan jin yang dibuat tunduk kepada Sulaiman untuk melaksanakan pekerjaan berat. Sesungguhnya Sulaiman (wafat dalam keadaan) bersandar pada tongkatnya.” (Tafsir Ibnu Katsir : 6/501). []
SUMBER: BIMBINGANISLAM