HUSNUL khatimah merupakan akhir baik dari kehidupan seseorang. Banyak muslim yang berharap meninggal secara husnul khatimah. Sayangnya, tidak semua orang mampu meraih itu.
Tak sedikit yang justru merasakan kebaikannya, yakni su’ul khatimah. Syaikh Umar Sulaiman al Asygar dalam bukunya berjudul Ensiklopedia Kiamat, menjelaskan bahwa su’ul khatimah ini tampak pada sebagian orang yang sedang sekarat.
Sama halnya seperti husnul khatimah, su’ul khatimah pun tidak terjadi begitu saja. Tentu, ada sebab-sebab tertentu yang terkait dengan amal semasa hidup.
BACA JUGA: Ingin Husnul Khatimah, Ini 3 Amalan untuk Meraihnya
Dijelaskan Syaikh Umar Sulaiman al Asygar, berikut hal-hal yang menyebabkan su’ul khatimah. Jika seorang mukmin ingin menghindarinya, hal-hal ini harus diwaspadai:
Orang yang sering melakukan maksiat, maka maksiat itu akan menumpuk di dalam hatinya, dan semua yang dikumpulkan manusia sepanjang umurnya, maka memori itu akan terulang saat ia mati. Jika seseorang cenderung pada ketaatan dan hal-hal baik, maka yang paling banyak hadir pada saat ia sekarat adalah memori ketaatan.
Sebaliknya, kalau kecenderungannya pada maksiat lebih besar, maka yang paling banyak hadir saat ia sekarat adalah memori maksiat. Bahkan bisa jadi pada saat maut menjelang dan ia belum tobat, syahwat dan maksiat menguasainya sehingga hatinya terikat padanya dan akhirnya hal itu menjadi penghalang antara dia dan Tuhannya serta menjadi penyebab kesengsaraannya di akhir hayat. Nabi SAW bersabda, “Maksiat adalah kekufuran.”
Adapun orang yang tidak melakukan dosa atau ia berdosa tapi kemudian bertobat maka ia jauh dari bahaya ini. Sementara orang yang banyak dosanya sampai melebihi ketaatannya dan tidak bertobat bahkan ia terus menerus melakukannya, maka ini sangat berbahaya baginya, sebab dominasi maksiat ini akan terpatri di dalam hatinya dan membuatnya cenderung dan terikat pada maksiat, dan pada gilirannya menjadi penyebab su’ul khatimah (akhir yang buruk).
Perbandingannya sebagai berikut.
Tak diragukan bahwa manusia dalam mimpinya melihat hal-hal yang berhubungan dengan dirinya sepanjang umurnya. Orang yang menghabiskan umurnya dalam keilmuan akan bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ilmu dan ulama. Orang yang menghabiskan umurnya dalam dunia menjahit akan bermimpi tentang hal-hal yang berkaitan dengan jahitan dan penjahit. Sebab yang ada dalam tidur adalah apa yang berhubungan dan berkaitan dengan hatinya sepanjang hidupnya.
Mati walaupun lebih dari tidur, namun sakaratul maut dan keadaan tidak sadarnya mirip dengan tidur. Lama bergelimang maksiat akan membuat hati cenderung kepada dan mengingat maksiat, dan jika rohnya terlepas dari jasadnya saat itu, maka buruklah akhirnya.
BACA JUGA: Ini Dia Penyebab Kematian Su’ul Khotimah
Adz-Dzahabi, dalam al-Kaba’ir, mengutip Mujahid:
Tidaklah seorang mati kecuali ditampilkan kepadanya orang-orang yang biasa ia gauli. Seorang lelaki yang suka main catur sekarat, lalu dikatakan kepadanya, “Ucapkanlah la ilaha illa Allah” Ia menjawab, “Skak!” kemudian ia mati.
Jadi, yang mendominasi lidahnya adalah kebiasaan permainan dalam hidupnya. Sebagai ganti kalimat tauhid, ia mengatakan skak. Ini seperti orang yang kawan-kawannya adalah para pemabuk. Saat sekarat, seseorang datang untuk mengajarkannya mengucap syahadat, tetapi ia malah berkata, “Mari minum dan tuangkan untukku!” Kemudian ia mati. La hawla wa la quwwata illa billah. []
Referensi: Ensiklopedia Kiamat/Karya: Syaikh Umar Sulaiman al Asygar/Penerbit: Ikrar Mandiriabadi/Tahun: 2002