MUSLIM itu bersaudara. Setiap muslim seharusnya saling mencintai karena Allah SWT. Saling berkumpul karena Allah SWT. Dan saling mengunjungi karena Allah SWT. Hal ini seperti apa yang disampaikan Rasulullah SAW jauh-jauh hari.
Dulu, di zaman para sahabat, pernyataan muslim itu bersaudara bukan hanya slogan. Mereka semua benar-benar merasa seperti saudara, bahkan melebihi saudara kandung. Apalagi perjuangan dalam menegakan kalimat tauhid saat itu membutuhkan pengorbanan yang luar biasa.
Salah satu kisah menggetarkan hati yang mengingatkan kita bahwa muslim itu bersaudara adalah ketika Abu Dzar berkonflik kecil dengan Bilal.
BACA JUGA: Percaya Takdir bagi Muslim
Muslim Itu Bersaudara
Ketika itu para sahabat tengah berkumpul disebuah majlis, waktu itu Rasulullah tidak bersama mereka. Ada Khalid Bin Walid, Ibnu ‘Auf, Bilal dan Abu Dzar di Majlis itu. Mereka sedang membicarakan sesuatu, lalu Abu Dzar mengemukakan pendapatnya dan berkata,
“Menurutku… Pasukannya mestinya begini dan begitu.”
Bilal menyanggah, “Tidak, usulan yang keliru.”
Abu Dzar membalas, “Engkau juga wahai anak orang yang berkulit hitam menyalahkanku!?”
Bilal lalu berdiri, marah dan menyesalkan perkataan sahabatnya, dia lalu berkata,
“Demi Allah… Aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah.”
Bilal tiba di hadapan Rasulullah sambil mengadu, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Abu Dzar padaku?”
Rasulullah bertanya, “Apa yang dia katakan padamu?”
Bilal menjawab, “Dia mengatakan begini dan begitu…”
Wajah Rasulullah kemudian berubah.
Abu Dzar mendengar hal ini. Dia bergegas ke masjid dan menyapa Rasulullah, “Assalamu Alaikum warahmatullah wabarakatuh, Ya Rasulallah.”
Rasulullah menjawab, “Wahai Aba Dzar, apa dengan ibunya engkau menta’yirnya (menjelekkannya)? Sungguh pada dirimu ada kejahiliyaan.”
Abu Dzar sontak menangis, dia mendekat ke Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, mintalah kepada Allah agar mengampuniku.”
Sambil menangis, dia keluar dari masjid menemui Bilal yang sedang berjalan. Dia lalu membaringkan kepalanya sampai pipinya menempel ketanah dan berkata,
“Wahai Bilal. Demi Allah, aku tak akan mengangkat kepalaku sampai engkau menginjaknya dengan kakimu. Engkau adalah orang yang mulia dan aku orang yang hina!”
Hal ini membuat Bilal menangis. Dia mendekati sahabatnya, mencium pipinya dan berkata,
“Demi Allah, aku tak akan menginjak wajah yang pernah sujud kepada Allah.”
Mereka berdua lalu berdiri, berpelukan sambil menangis.
Adapun hari ini. Iya, hari ini. Sebagian diantara kita menyakiti saudaranya 10 kali dan dia tak mengatakan, “Maafkan aku, wahai saudaraku.”
Sebagian diantara kita mencela saudaranya, melukai prinsip dan hal yang paling berharga pada diri saudaranya dan dia tak mengatakan “Maafkan aku.”
Muslim Itu Bersaudara
Sebagiannya lagi melanggar kehormatan saudaranya, dan mendzhaliminha tapi malu mengatakan “Aku menyesalinya.”
Dan diantara kita ada yang menyakiti saudara dan temannya dengan tangannya tapi malu mengatakan “Aku menyesalinya.”
Meminta maaf merupakan tradisi orang yang mulia, meski sebagian menganggapnya menghinakan diri.
Semoga Allah memaafkan kita semua. Dan kami meminta maaf kepada semua yang pernah tersakiti dengan perkatan ataupun perbuatan kami.
“Tak ada kebaikan pada diri kita jika kita meninggal dalam keadaan belum saling memaafkan.”
Dikutip Detik dalam buku ‘Ensiklopedi Hak dan Kewajiban dalam Islam’ oleh Syaikh Sa’ad Yusuf Mahmud Abu Aziz, hadits tentang persaudaraan sesama orang muslim juga diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda,
“Sesungguhnya di sekitar ‘Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya ada kaum yang mengenakan pakaian dari cahaya dan wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para nabi dan syuhada. Mereka didengki oleh para nabi dan syuhada.” Para sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling berkumpul karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah.” (HR. An-Nasai di dalam As-Sunan Al-Kubra).
Islam memberikan petunjuk kepada umatnya untuk menjaga persaudaraan. Buku ’40 Hadits Sahih: Pedoman Membangun Toleransi’ oleh Kotimatul Husna, menjelaskan tentang hadits persaudaraan yang diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Yusuf, dari Malik, dari Ibnu Syihab dari Anas Ibnu Malik.
Muslim Itu Bersaudara
BACA JUGA: Dusta dan Khianat, 2 Hal yang Tak Mungkin Dilakukan Seorang Muslim, Kenapa?
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian saling membenci, mendengki, membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba Allaj yang bersaudara. Ingat haram bagi seseorang muslim tak bicara kepada saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Al-Bukhari).
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 10:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Semoga pernyataan muslim itu bersaudara bukan lagi hanya sebuah slogan. Tapi benar-benar kita aplikasikan dalam kehidupan nyata bahwa muslim itu bersaudara sehingga umat Islam menjadi bangunan yang kokoh. []