SIAPA di antara kita yang tak ingin menjadi kaya? Tentu, hampir semua orang menginginkannya. Hanya saja, ada satu hal yang membuat kita patah semangat nih. Yakni, terdengar ungkapan bahwa muslim itu tidak boleh kaya. Lantas, apakah hal itu benar?
Ketahuilah, sahabat Abdurrahman bin ‘Auf adalah orang yang sangat kaya. Dan Rasulullah ﷺ tidak pernah memerintah beliau untuk menghilangkan kekayaanya dan menjadi miskin. Bahkan, para sahabat lain seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Umar bin Khattab, adalah orang-orang kaya dan tidak dilarang untuk kaya.
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman, telah menceritakan kepada kami Musa bin Ali dari bapaknya ia berkata, saya mendengar Amru bin Ash berkata, “Rasulullah ﷺ mengutus seseorang kepadaku agar mengatakan, ‘Bawalah pakaian dan senjatamu, kemudian temuilah aku’.”
Maka aku pun datang menemui beliau, sementara beliau sedang berwudhu. Beliau kemudian memandangiku dengan serius dan mengangguk-anggukkan (kepalanya). Beliau lalu bersabda, “Aku ingin mengutusmu berperang bersama sepasukan prajurit. Semoga Allah menyelamatkanmu, memberikan ghanimah dan dan aku berharap engkau mendapat harta yang baik.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, saya tidaklah memeluk Islam lantaran ingin mendapatkan harta, akan tetapi saya memeluk Islam karena kecintaanku terhadap Islam dan berharap bisa bersama Rasulullah ﷺ.”
Maka beliau bersabda, “Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih,” (HR. Ahmad 4/197. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadis ini shahih sesuai syarat Muslim).
Dari hadis di atas bisa kita lihat, Rasulullah ﷺ berharap Amru bin Ash mendapatkan harta yang baik. Dengan alasan sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang shalih.
“Tidak apa-apa dengan kaya bagi orang yang bertakwa. Dan sehat bagi orang yang bertakwa itu lebih baik dari kaya. Dan bahagia itu bagian dari kenikmatan,” (HR. Ibnu Majah no. 2141 dan Ahmad 4/69. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih).
Artinya kita boleh menjadi kaya asal bertakwa dan shalih. Sepakat?
Yang tidak boleh adalah saat kita menuhankan harta, tujuan hidup kita hanya untuk harta. Yang tidak boleh adalah saat harta justru menjauhkan kita dari Allah. Yang tidak boleh saat dengan harta kita malah semakin maksiat. Yang tidak boleh adalah menghalalkan segala cara demi harta. []
Sumber: www.motivasi-islami.com