14 Februari disebut-sebut sebagai Hari Valentine. Perayaannya acapkali diwarnai berbagai momen yang dibuat dengan mengatasnamakan cinta. Banyak orang di berbagai belahan dunia terkena virus yang sama di hari Valentine ini.
Virus yang membuat orang dengan bebasnya mengumbar ungkapan cinta, tingkah mesra dan menciptakan suasana romantis dengan pasangannya yang bahkan belum sah menjadi suami istri. Hal seperti itu tentunya bertentangan dengan ajaran Islam.
BACA JUGA: Ini Fatwa Ulama soal Perayaan Valentine’s Day
Islam membatasi pergaulan laki-laki dan perempuan, apalagi yang bukan mahromnya. Islam juga melarang umatnya mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang berasal dari budaya luar yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, sebagai muslim tentunya kita semua perlu mengetahui asal muasal perayaan hari Valentine, agar tak terjerus dalam trend yang menyesatkan.
Seperti diketahui, hari Valentine bukan berasal dari budaya ataupun ajaran Islam. Bahkan, ada banyak versi terkait asal usul hari Vaentine ini. Tiga versi diantaranya yang paling terkenal adalah sebagai berikut:
Romawi Kuno
Salah satu versi paling populer soal asal usul Valentine adalah bermula dari pesta telanjang dan hura-hura minum anggur di zaman Romawi Kuno.
Dalam perayaan ini para lelaki telanjang dan mencambuki perempuan dengan menggunakan cambuk yang terbuat dari kulit kambing atau kulit anjing. Hal ini dilakukan dengan harapan bisa meningkatkan kesuburan para perempuan dan masyarakat terlindung dari serangan.
Perayaan yang dinamai Lupercalia dan biasa diadakan setiap 15 Februari dan berlangsung selama 150 tahun. Menurut, sejarawan dari Yale, Noel Lenski, pada 2011 pernah mengatakan kepada National Public Radio, bahwa tradisi telanjang pada Lupercalia berhenti di abad kelima. Saat itu Paus Gelaius menyatakan tanggal 14 Februari sebagai hari libur umat untuk menghilangkan tradisi pagan, yakni perayaan Lupercalia tersebut.
Masa Kaisar Romawi Claudius II
Kisah asal mula Valentine berikutnya datang di masa pemerintahan Romawi Claudius II yang mengeluarkan perintah para pemuda untuk tidak menikah. Pasalnya, ketika menikah prajurit dianggap tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik.
Santo Valentine dari Terni kala itu melanggar peraturan Claudius II dan diam-diam menikahkan beberapa pasangan muda. Ia kemudian ditangkap dan dipenjarakan oleh Claudius II dan dihukum penggal pada tanggal 14 Februari.
Legenda lain mengatakan bahwa ketika Valentine dipenjarakan oleh Claudius II, ia jatuh cinta dengan putri sipir penjara itu. Sebelum dieksekusi, ia diduga mengirimkan surat yang bertuliskan ‘from your Valentine’.
Perayaan Musim Semi
Seorang profesor di University of Kansas, Jack B. Oruch, memiliki teori berbeda dari dua sebelumnya dan coba menelitinya. Jack meyakini sumber gagasan modern mengenai St. Valentine berasal dari seorang penyair Geoffery Chaucer.
BACA JUGA: Ini Dia Negara-negara yang Melarang Perayaan Hari Valentine
Chaucher adalah orang pertama yang menghubungkan kisah St. Valentine dengan romantisme. Menurut Oruch, Chaucher mendapatkan ide itu karena Februari di Inggris adalah awal musim semi ketika burung-burung mulai mencari pasangan.
Dikutip dari New York Times, Oruch juga berargumen bahwa Chaucher menilai nama Valentine terdengar lebih bagus ketimbang orang kudus lainnya yang dirayakan pada Februari di telinga orang Eropa.
Syair dan puisi-puisi Chaucher lah yang kemudian melahirkan tradisi modern Valentine sebagai hari kasih sayang itu. []
SUMBER: CNN | BUSINESS INSIDER