BANGLADESH–Alquran terjemahan bahasa Rohingya akan diluncurkan pada pertengahan April 2021 mendatang. Alquran tersebut diluncurkan dalam bentuk audio dan video daring. Dengan demikian, muslim Rohingya akan dapat mendengarkan pembacaan Alquran yang diterjemahkan ke dalam bahasa mereka.
Menurut PBB, Rohingya adalah salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia. Lebih dari 800 ribu orang yang terdiri dari mayoritas wanita dan anak-anak, terpaksa meninggalkan rumah di Myanmar setelah menjadi korban dari operasi militer yang brutal.
Aktivis hak asasi manusia (HAM) mencatat beberapa kasus rudapaksa, pembunuhan di luar proses hukum, dan pembakaran seluruh desa di negara bagian Rakhine Myanmar. Penganiayaan selama beberapa dekade dan kecaman negara oleh pemerintah Myanmar juga menghancurkan buku dan kitab suci berbahasa Rohingya.
BACA JUGA: Rohingya, Mempersaudarakan Kaum Anshar dan Muhajirin
“Kami tidak diizinkan membaca dan menulis dalam bahasa Rohingya. Mereka akan memberi kami hukuman maksimal, baik dibunuh atau dipenjara,” kata Aktivis dan Pengusaha Rohingya, Muhammad Noor yang merupakan bagian dari kampanye penerjemahan.
Upaya penerjemahan Rohingya di masa lalu tidak lengkap dan sebagian besar dalam bentuk teks yang menggunakan huruf Urdu, Arab atau Latin.
Sementara itu, banyak orang Rohingya yang buta huruf. Kebanyakan dari mereka sekarang tinggal di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh. Mereka telah kehilangan pendidikan dan pekerjaan selama beberapa dekade.
Diaspora Rohingya, seperti Noor yang orang tuanya melarikan diri dari Myanmar pada 1960-an ke Timur Tengah, telah mencoba menghidupkan kembali budaya dan warisan Rohingya.
Kendati bahasa Rohingya diucapkan dan dipahami oleh 1,8 juta orang, format tulisannya seperti alfabet dan kosakata telah mengalami beberapa perubahan selama berabad-abad.
Pada 1980-an, seorang sarjana Rohingya, Maulana Muhammad Hanif yang tinggal di Bangladesh, akhirnya mengembangkan sistem bahasa yang sekarang dikenal sebagai Rohingya Hanifi. Upaya ini untuk membakukan bahasa dan memudahkan orang untuk mempelajarinya.
“Yang terjadi adalah orang-orang yang dididik di Pakistan atau India cenderung ke arah terjemahan Alquran dalam bahasa Urdu dan mereka yang lahir dan besar di negara-negara Arab mengandalkan huruf Arab. Tapi kebanyakan orang Rohingya tidak bisa membaca semua itu,” kata Noor.
Noor menambahkan dia ingin menerjemahkan audio dan video dalam bahasa Rohingya agar bisa menjangkau warga Rohingya lain. Dia mengembangkan unicode untuk bahasa Rohingya Hanifi yang membantu orang berkomunikasi dengan mudah melalui perangkat digital.
BACA JUGA: Ini Kata Mualaf Inggris Legendaris tentang Alquran Terjemahan
Dikutip dari TRT World, Selasa (6/4/2021), proyek penerjemahan yang didukung perusahaan media Noor, Rohingya Vision dan Toko Buku Dakwah Corner (DCB) yang berbasis di Malaysia, bertujuan untuk mengumpulkan 360 ribu ringgit Malaysia atau sekitar 87 ribu dolar AS.
Ini akan menggunakan bacaan bahasa Arab dari almarhum Ulama Sheikh Muhammad Ayyoub yang lahir di Makkah. Pengkhutbah, Qutub Shah yang menerjemahkan Alquran ke dalam bahasa Rohingya adalah mantan mahasiswa teknik mesin yang tidak diizinkan untuk menyelesaikan studinya oleh Myanmar.
Meskipun Alquran telah diterjemahkan ke dalam lusinan bahasa, proses penafsiran tidak pernah mudah. Misal, di negara-negara berbahasa Inggris, terjemahan yang dilakukan oleh Abdullah Yusuf Ali yang dirilis pada tahun 1930-an tetap menjadi salah satu yang paling banyak dibaca 50 tahun kemudian.
Agar sederhana dan mendekati arti sebenarnya, terjemahan bahasa Rohingya akan dibuat kata demi kata dari sampel bahasa Arab dan Urdu. Tentunya, itu tidak akan memiliki penafsiran dalam rilis audio dan video. []
SUMBER: TRT WORLD