CINTA ialah naluri yang dihadirkan Allah kepada setiap manusia. Laki-laki mencintai perempuan, demikian pula sebaliknya. Cinta merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada setiap makhluk-Nya. Pada masa pubertas, rasa cinta umumnya mengalami pergolakan meskipun pada dasarnya cinta tidak pernah mengenal usia.
Jatuh cinta umumnya membuat seseorang bisa menjadi sosok yang lebih baik, menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hari. Terlebih, perasaan cinta tidak dapat diprediksi dan terjadi secara tiba-tiba serta alami.
BACA JUGA: Itulah Cinta, Rumit dan Sederhana
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Jonathan Bennet dan David Bennet yang kini menjadi pendiri Double Trust Dating mengungkapkan, bahwa laki-laki cenderung lebih mudah untuk jatuh cinta. Sedangkan perempuan lebih berhati-hati saat jatuh cinta.
Namun, jika perempuan sudah memantapkan hati dan jatuh cinta pada seseorang, tidak heran jika banyak perempuan yang mabuk kepayang terkena panah asmara lawan jenisnya. Hal itu, membuatnya selalu memikirkan si Dia, hingga terkadang lupa makan, belajar sampai malas menjalankan ibadah wajib.
Sebenarnya tidak ada salahnya dengan rasa cinta, karena semua manusia pasti akan mengalaminya. Bahkan, Allah menjadikan manusia berpasang-pasangan sebagai wujud dari cinta itu sendiri. Seperti tercantum dalam Firman-Nya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Tetapi jika rasa cinta ini tidak dapat dikendalikan dan datang tidak pada waktu yang tepat, bukan tidak mungkin akan menjadi bumerang. Seorang perempuan akan mudah melakukan apa saja untuk seseorang dengan alasan rasa cinta. Hal itu terlihat dari banyaknya kasus amoral yang dilakukan pasangan yang merasa saling mencintai, sehingga berakibat fatal dan merusak masa depan mereka. Oleh sebab itu, dibutuhkan sikap yang bijaksana untuk menyikapi datangnya rasa cinta ini, yakni di antaranya:
Menjaga pandangan
Perempuan yang sedang jatuh cinta, biasanya akan selalu membayangkan seseorang yang ia cintai. Jika dalam pikirannya saja sudah terbersit lawan jenisnya, secara otomatis dalam tingkah laku pun akan mengarah kepada orang tersebut, termasuk selalu mengarahkan pandangan matanya untuk melihat dan menatap orang yang ia cintai di berbagai kesempatan.
Pandangan mata ini merupakan salah satu panah iblis untuk menggoda anak Adam. Rasulullah SAW menasihati, “Pandangan merupakan anak panah yang beracun dari panah-panah iblis, maka barangsiapa yang menundukkan pandangan dari kecantikan seorang wanita, maka Allah akan memberimu cahaya dalam hatinya,” (HR. Muslim).
Menurut Ibnul Qayyim, kebanyakan maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu. Yakni, kilasan pandangan, betikan di benak hati, ucapan, dan juga tindakan.
Hindari berkhalwat
Rasulullah SAW mengingatkan, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorangperempuan tanpa ada mahram perempuan tersebut, karena setan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad).
Hendaknya perempuan maupun laki-laki jika terpaksa untuk bertemu sekedar berbagi cerita, pengalaman atau mengerjakan tugas, sebaiknya disertai mahram, atau setidaknya pertemuan tersebut dilakukan di tempat terbuka yang banyak orang melihatnya. Hal itu dilakukan untuk menghindari perbuatan maksiat yang bisa saja terjadi.
Alihkan dengan berbagai kegiatan yang produktif
Rasa cinta yang datang dan merasuk ke dalam jiwa, biasanya menjadikan pikiran dan hati selalu terfokus untuk memikirkan orang yang dicintai. Jika hal ini terus dibiarkan, seorang perempuan akan semakin ‘tersiksa’, karena itu perlu penyaluran pikiran tersebut dengan mengalihkannya pada kegiatan-kegiatan yang produktif.
Seperti dengan mengikuti pengajian, menghadiri majlis zikir, olahraga, berwisata, dan lain-lain. Pengalihan ini akan bermanfaat, setidaknya untuk mengurangi kadar pikiran yang selalu terfokus pada orang yang dicintai.
Jadikan teman atau sahabat
Banyak perempuan yang jatuh cinta kemudian menjalin kasih dengan istilah yang popular disebut dengan ‘jadian atau pacaran’. Padahal pacaran ini adalah perangkap iblis yang sangat dahsyat untuk menjebak anak Adam berbuat zina. Dalam Al-Qur’an dengan tegas Allah mengatur masalah ini. Jangankan melakukan, mendekatinya saja sudah dilarang.
BACA JUGA: Menikah Muda: antara Cinta dan Cita-cita
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’: 32).
Sesungguhnya cinta adalah urusan hati, sementara tabiat perempuan ialah pemalu sehingga harus pandai menjaga sikap saat sedang jatuh cinta. Memutuskan untuk berteman dan bersahabat jauh lebih baik. Alangkah indah jika rasa cinta bersemi kelak dipersembahkan kepada sang suami di masa depan, bukan kepada pacar yang tidak jelas statusnya. []
SUMBER: BINCANGMUSLIMAH