SEMUA perempuan pasti ingin selalu terlihat cantik. Termasuk Muslimah dan para ummahat. Pada hakikatnya, seorang perempuan diciptakan menjadi sosok yang cantik. Namun tak selamanya wanita cantik itu cantik. Maksudnya? Cantik bisa diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya dengan berdandan. Yups, berdandan atau lebih sering disebut bersolek mempercantik diri. Lho, muslimah dandan?
Kecantikan itu ada dua jenis, yaitu kecantikan fisik dan kecantikan hati yang lebih disebut inner beauty. Sebagai seorang muslimah tentunya paham masalah-masalah seperti ini. Cantik fisik boleh namun yang lebih penting adalah cantik ruhiyah dan fikriyah juga.
Tubuh kita dan segala macam potensi kecantikan yang kita miliki merupakan anugerah dari Allah, selain itu juga merupakan amanah dan barang titipan. Maka dari itu, kita wajib menjaganya dengan baik. Kecantikan itu harus dirawat dan diperhatikan kesegarannya. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berdandan, berpenampilan bersih dan menarik.
Rasulullah pun menjadi tauladan dalam hal ini. Diriwayatkan oleh Makhul, berdasarkan cerita dari Aisyah, “Beberapa orang dari shahabat Rasulullah pernah menunggu beliau di depan pintu. Lalu beliau keluar menemui mereka, sedang di dalam rumahnya terdapat bejana yang berisi air. Sebelum menemui mereka, beliau bercermin ke air tersebut dan merapikan jenggot dan rambutnya.” Aisyah melanjutkan ceritanya, lalu aku bertanya,’ Wahai Rasulullah, apakah engkau juga melakukan hal seperti itu?’ Beliau menjawab, ‘Benar, apabila seseorang akan keluar mendatangi saudaranya, maka hendaklah ia mempersiapkan diri, karena sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan.”
Bahkan Rasulullah menganggap berpenampilan menawan merupakan pengejawantahan atas nikmat yang diberikan Allah, ”Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (pengaruh) nikmat-Nya yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya,” (HR At-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Namun, bukan berarti Islam membolehkan berdandan yang berlebih-lebihan dan bertabbaruj. Islam membolehkan berdandan tapi harus tahu batasan syar’i. Batasan syar’i dalam berhias atau berdandan, yaitu menutup aurat, tidak menyerupai orang-orang kafir, tidak berdandan seperti laki-laki, tidak memakai wangi-wangian ketika keluar rumah sehingga dapat tercium oleh lawan jenis dan dapat membangkitkan rasa ketertarikan. seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah tadi, kita sebagai muslimah harus selalu berpenampilan rapi, karena seorang muslimah juga mengemban dakwah. Ingat, dakwah bukan hanya secara lisan tetapi juga lewat perbuatan dan penampilan.
Dan yang paling penting adalah, dandan kita, para muslimah, cukuplah untuk suami. Tidak untuk di luar kamar, apalagi di luar rumah. Bagaimana? []