Oleh: Sari Alviatun, S.E.
KETIKA membaca salah satu hadits, muncul satu kalimat yang begitu mengejutkan, yang mana kalimat tersebut adalah sebagai berikut :
“Aku tidak meninggalkan fitnah yang lebih berbahaya pada laki-laki daripada wanita,” (HR. Bukhari Muslim).
Wahai ukhti muslimah, apa yang engkau pikirkan dan apa yang ada dalam benakmu ketika membaca kalimat tersebut? Menyangkal dan tak menerimanya atau justru membenarkannya? Sebelum engkau menjawab, mari sejenak kita sama-sama melihat serta menganalisa apa yang sesungguhnya terjadi pada wanita-wanita yang ada dilingkungan sekitar kita.
Begitu miris ketika kita sejenak mau melihat fenomena yang terjadi pada akhir zaman saat ini, banyak lowongan kerja yang mencantumkan salah satu syaratnya adalah tidak berhijab. Muncul film yang menggambarkan kerendahan nilai seorang wanita, yang menyatakan bahwa, “Islam adalah penjara bagi seorang wanita, karena wanita dalam Islam wajib di rumah, tidak diizinkan keluar kecuali ada hajat.”
Ungkapan menetapnya seorang wanita di dalam rumah akan melemahkan perekonomian suatu negara. Dan ungkapan yang paling merendahkan adalah seorang wanita muslimah itu sakit, menderita panu, kadas, cacar, serta sakit kulit lainnya sehingga ia memakai hijab untuk menutupi kekurangannya.
Astaghfirullah, begitu banyak cara musuh-musuh Islam untuk menjauhkan para wanita dari aturan yang haq, dari agama yang lurus ini. Mereka tak ada lelahnya menlotarkan tuduhan-tuduhan keji pada seorang wanita pada setiap tempat dan kesempatan yang ada.
Ukhti muslimah, para musuh Islam telah mengetahui bahwa kerusakan dan kerendahan moral wanita, berarti pengrusakan masyarakat secara universal, maka dari itu mereka tak akan pernah lelah untuk terus membuat moral para wanita itu rusak dan rendahan, Nauzubillah.
Mari sejenak kita merenung, sudah sadarkah kita akan ancaman yang begitu mengerikan tersebut, atau justru kita telah menjadi korban dari ancaman perusakan moral tersebut, lantas apa yang akan kita lakukan jika perusakan moral itu tertuju dan terjadi pada anak-anak kita, saudara perempuan kita, teman dan sahabat dekat kita.
Hal ini menjadi PR besar kita bersama, ketika kita tak mampu lagi mendidik para wanita dan keturunan kita dengan moral yang baik, maka agenda besar musuh Islam akan dengan mudahnya didapatkan.
Disadari atau tidak musuh-musuh Islam akan terus bergerak dan tak akan pernah berhenti sampai keturunan orang-orang muslim beralih mengikuti agamanya. Berbagai cara akan dilakukan untuk mewujudkan visi besar mereka.
Wahai ukhti muslimah, sudah saatnya kita melawan tuduhan-tudahan keji yang tak beralasan tersebut, sudah waktunya kita harus menata kembali moral para keturunan kita, tak lagi kita bisa hanya merenung, menyesali, dan berdiam diri akan semua kerusakan yang telah terjadi selama ini.
Bukankah Rasulullah telah bersabda :”Dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia, dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok jalannya, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti ini tak akan masuk surga dan tidak akan mencium wanginya, walaupun wanginya tercium antara jarak sekian dan sekian” (HR. Muslim).
Bukankah ini sudah jelas, bahwa wanita tak akan masuk surga, bahkan tak bisa mencium wanginya surga, jika sampai saat ini para wanita tak mau berubah dan terus-menerus mengikuti tren serta berdandan dan berpenampilan ala jahiliah modern. Maka tak heran jika sering kita dengar bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah seorang wanita.
Lantas, para wanita yang belum juga sadar dan merubah dirinya untuk kembali pada ajaran islam, apakah kalian sudah siap menjadi penghuni neraka yang abadi, apakah tubuh kalian sudah siap dengan pedihnya siksa neraka, apakah kulit kalian sudah siap akan panasnya api neraka yang menyala-nyala. Jika kalian tidak siap akan semua konsekuensi tersebut, segeralah kembali pada fitrahnya seorang wanita muslimah yang taat akan aturan-aturan Allah.
Kepada ukhti muslimah, yang tegar menghadapi serangan para musuh, yang terus berpegang teguh akan sifat malu dan menjaga kesucian dirinya, kepada benteng yang kokoh menghadapi topan kebathilan, yang terus berusaha menjaga dan menegakkan kebenaran yang telah diamanatkan.
Sesungguhnya salam dan kabar gembira telah tersampaikan dari Rasulullah melalui sabdanya, bahwa :”Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti permulaannya, maka beruntunglah orang-orang yang asing.
Lantas Rasulpun ditanya, siapa mereka wahai Rasulullah,? Rasulullah menjawab: mereka yang mengadakan perbaikan ketika manusia rusak. (HR. Tirmidzi)
Selain itu perintah untuk kepada para wanita muslimah untuk menutup aurat dan berhijab telah jelas tersirat dan tersampaikan, yang mana Allah telah berfirman:“ Wahai Nabi, katakanlah kepada para istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman, bahwa hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Wahai para wanita, ukhti muslimah sesungguhnya Allah telah menciptakan diri kita diri yang sempurna, dan begitu berharga, lantas mengapa kita tak bersyukur dan berusaha menjaganya bukan merusak dan merendahkannya.
Bukankah engkau pernah mendengar, bahwa para bidadaripun iri pada wanita yang ada di dunia, yaitu wanita shalihah yang senantiasa taat akan perintah Robbnya.
Bukankah engkau tak ingin mendapat gelar wanita surga bidadari dunia, karena seindah-indahnya perhiasan dunia adalah wanita shalihah.
Maka dari itu teruslah berusaha untuk memperbaiki diri, meningkatkan ketaqwaan pada Sang Illahi Robbi, senantiasa taat akan sgala perintah dan larangannya, serta serulah saudaramu dengan kesabaranmu.