Oleh: Lulu
Penulis tinggal di Cirebon
HARI Aksara Sedunia atau Hari Buku atau Hari Literasi Internasional (International Literacy Day) adalah hari yang diperingati setiap tahun pada tanggal 8 September sejak tahun 1966. Tujuan diperingatinya Hari Literasi adalah untuk mempromosikan keaksaraan sebagai alat untuk memberdayakan individu, komunitas dan masyarakat.
Berdasarkan data dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud tahun 2017, penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai 97,93 persen, atau tinggal sekitar 2,07 persen atau 3.387.035 jiwa (usia 15-59 tahun), Kompas.com (8/9).
Wah, keren ya. Ternyata banyak juga hari yang diperingati oleh dunia, dalam setahun. Kali ini Hari Literasi atau Hari Buku. Mengajak kita untuk membaca dan menulis. Padahal jauh sebelum ditetapkan Hari Literasi, Islam sudah mendorong kita untuk membaca dan menulis. Memotivasi kita untuk berilmu.
BACA JUGA: Mencari Ilmu Adalah Suatu Kewajiban
Sebagaimana firman Allah,
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan,” (1)
“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.” (2)
“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,” (3)
“Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (pena),” (4)
“Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (5)
(QS. Al-Alaq: 1—5).
Ada lagi firman Allah SWT dalam QS. Al Qalam:1: “Nun, demi Qalam (pena) dan apa yang mereka tulis” .
Inilah yang diperintahkan Allah, membaca dan menulis hingga akhirnya mampu mengambil hikmah dari segala aktivitas kita tadi. Dengan membaca dan menulis, akan bertambah ilmu kita. Maka akan semakin bertambah pemahaman kita. Bahkan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menjanjikan banyak keutamaan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Di antaranya ada pada salah satu ayat di QS. Al Mujadalah:11 bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
BACA JUGA: Al-Biruni, Ilmuwan Geologi Muslim
Seorang mukmin harus berilmu. Karena menjalankan syariat tanpa ilmu, akan salah jalan. Dengan ilmu, maka kita akan selamat hingga jannah. Menuntut ilmu tidak hanya di sekolah dalam pendidikan formal. Akan tetapi bisa belajar melalui siapa saja yang siap mentransfer ilmunya. Bisa juga melalui kelas-kelas online, berdiskusi dengan alim ulama, datang ke majlis ilmu, melalui bacaan dan aktivitas lainnya.
Kemudian ilmu yang sudah kita dapatkan, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena aktivitas kita itulah yang akan menentukan beratnya timbangan amal kebaikan kita. Bila sesuai dengan syara’ maka kita akan selamat. Seperti halnya kita, orang lain pun harus selamat. Maka ilmu yang kita miliki harus disebarkan dalam amar ma’ruf nahi munkar. Sampaikan melalui lisan dan pena. Menyampaikan kebenaran. Menunjukkan keindahan dan kebenaran janji-janji Allah. Selamat belajar ya, selamat menuntut ilmu. Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’an. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri