MUSTA’RIBEEN, mista’arvim dalam bahasa Ibrani, merupakan pasukan khusus Israel yang menyamar menjadi orang Arab dan sring menyusup dalam aksi yang dilakukan warga Palestina.
Musta’ribeen ini direkrut, dilatih secara ketat dan dibekali kemampuan menirukan orang Palestina. Mereka berpakaian layaknya orang Palestina. Wajah ditutupi keffiyeh kotak-kotak atau balaclava, melontarkan sumpah serapah dalam Bahasa Arab terhadap tentara Israel kerap terlontar dari mulut mereka, dan sesekali melemparkan batu untuk memprovokasi warga Palestina.
Ketika mereka memprovokasi kelompok demonstran untuk mendekat ke barisan tentara Israel, begitu pasukan Israel mendekat Musta’ribeen ini lebih dulu mengeluarkan pistol dari balik baju dan menembakkan ke udara. Sementara tangan satunya meraih demonstran terdekat dan melumpuhkannya ke tanah.
Serombongan tentara langsung menahan si demonstran yang ditangkap. Sisa kerumunan massa bubar sambil berteriak memperingatkan yang lain, Musta’ribeen.
Menurut pengamat masalah Israel, Antoine Shahat, misi utama musta’ribeen adalah melakukan aksi intelijen, menangkapi orang Palestina, dan aksi kontra terorisme. Unit ini pertama kali dibentuk pada 1942 sebelum negara Israel terbentuk.
“Unit ini berada di bawah komando Palmach, divisi elit milisi Haganah yang menjadi inti tentara Israel,” kata Shahat seperti dilaporkan Al Jazeera, (18/12/2017).
Agen musta’ribeen menjalani pelatihan selama empat hingga enam bulan untuk menguasai kebiasaan dan ibadah, seperti puasa dan shalat. Total keseluruhan pelatihan mencapai 15 bulan bergantung dengan tugas lapangan yang diemban.
Dalam aksinya agen musta’ribeen memakai perias muka dan rambut palsu untuk menyamar. Mereka benar-benar harus tampil sebagai orang-orang lokal Arab.
“Agen ini harus bicara dengan bahasa arab dengan lidah mereka,” terang Shahat. “Mereka harus menjalani pelatihan untuk menguasai dialek palestina dan aksen Arab, tergantung negara arab mana mereka akan beroperasi.”
Sepak terjang agen musta’ribeen tak banyak diketahui. Tentara Israel langsung membubarkan unit ini begitu tugas selesai. Unit baru akan dibentuk setelah mendapat penugasan baru.
Salah satu unit yang terkenal adalah Rimon yang dibentuk pada 1978 dan aktif hingga 2005. Wilayah tugas mereka dikonsentrasikan di Jalur Gaza. Ada unit musta’rabeen lain yang ditugaskan disana yakni Shimshon pada 80-an dan 90-an.
Pada 1980-an, Perdana Menteri Israel Ehud Barak membentuk unit musta’ribeen dengan nama Duvdevan 217. Unit ini beroperasi di Tepi Barat dengan tugas yang paling aktif dan tertutup.
Kini Musta’ribeen kembali beroperasi usai klaim sepihak AS atas Yerusalem sebagai ibuktoa Israel. Aksi demonstrasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza telah menelan korban jiwa 10 orang Palestina dan ratusan orang ditangkap polisi Israel.
Rabu pekan lalu (13/12/2017) keberadaan Musta’ribeen terlihat dalam aksi di utara Ramallah, dekat pintu illegal pemukiman Bet Il. Rasha Harallah, jurnalis Wafa News Agency, menyaksikan sekelompok musta’rabeen menyusup ke rombongan demonstran.
Mereka berpenampilan seperti demonstran lain bergabung selama 10 menit, dan sempat melemparkan granat suara ke kerumunan polisi.
“Jumlah mereka ada lima orang, mengeluarkan pistol, dan menembakkan ke udara. Pasukan Israel tiba-tiba mendekat dalam jumlah besar. Dan mereka menembakkan peluru aktif ke demonstran maupun jurnalis,” ucap Rasha.
Musta’ribeen yang berada di dekat Rasha memakai kaos merah dan wajahnya tertutup keffiyeh. Sebelumnya, agen itu berada di depan kerumunan dan melemparkan abut ke arah pasukan Israel.
“Ketika pasukan mendekat, lelaki yang memakai kaos merah sudah berada diatas seorang demonstran Palestina. Ia mengacungkan senjata kepada fotografer dan menyuruh agar tak mendekat,” jelasnya.
Keberadaan musta’ribeen di tengah demonstran sebenarnya bisa dirasakan. Rasha menyebutkan jika demonsran mulai melemparkan batu, biasanya pasukan Israel mulai membalas dengan granat suara, gas airmata, dan peluru karet. Namun jika pasukan Israel hanya diam saja maka bisa dipastikan keberadaan Musta’ribeen berada di tengah demonstran.
Pada 2015 lalu aksi intifada tak hanya dilakukan dengan lemparan batu. Beberapa demonstran membawa pisau dan menyasar pasukan Israel. Aksi ini dikenal dengan ‘intifada of the knives’. Musta’ribeen-pun bereaksi keras.
Rasha menyebutkan seorang Musta’ribeen menembakkan pistol dua kali kepada dua demonstran, satu menyasar kaki dan satu lagi kepala. Demonstran yang tertembak di kepala diseret oleh pasukan Israel. Ia teridentifikasi bernama Mohammed Ziyadeh dan mengalami kelumpuhan di sebagain tubuh.
“Saya kira dia mati karena saya melihat serpihan daging demonstran itu di jalan,” kenang Rasha.
Ziyadeh yang ditemui oleh Al Jazeera mengaku ia mendapat penanganan medis hingga menjalani dua kali operasi. Namun begitu sembuh, ia langsung diinterogasi dan disiksa tentara Israel. Seorang pengacara berhasil membebaskannya setelah satu kakinya berhasil disembuhkan dari kelumpuhan.
“Ketika saya keluar mereka mulai menginterogasi saya. Saya bilang ke mereka tidak ingat. Mereka membawa saya ke rumah sakit dan memukuli saya kembali,” terang Ziyadeh.
Kehadiran musta’ribeen di tengah aksi demonstrasi membuat orang-orang Palestina kian waspada. Demonstran kini memasukkan kaos ke dalam ikat pinggang agar senjata yang terselip di balik baju bisa terlihat. Mereka juga berhati-hati jika ada kelompok yang mengajak demonstran mendekat ke pasukan Israel. []
Sumber: Al-Jazeera/http://www.aljazeera.com/news/2017/12/musta-israel-agents-pose-palestinians-171218061118857.html