JAKARTA–Mutasi virus Corona D614G yang ditemukan di Malaysia belakangan ramai diberitakan. Mutasi virus ini disebut 10 kali lebih menular.
Pertanyaannya, apakah mutasi virus yang lebih dulu ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat pada Februari 2020 itu sudah masuk Indonesia?
BACA JUGA: Cina Klaim Temukan Jejak Virus Corona di Kemasan Makanan Impor, Ini Kata WHO
Pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, PhD, menjelaskan mutasi Corona yang terdapat di Indonesia umumnya sama dengan di Wuhan. Namun ada beberapa persen yang mutasi Corona-nya sama dengan versi di Eropa dan yang baru-baru ini ditemukan di Malaysia, yaitu mutasi ‘G’ atau D614G.
“Indonesia sebenarnya yang paling banyak versi D. Versi G atau D614G itu mungkin sekitar 20 persen,” ungkap Ahmad, Sabtu (22/8/2020).
Tetapi Ahmad menegaskan data tersebut belum bisa mewakili keseluruhan data kasus Corona yang ada di Indonesia. Hanya puluhan sampel yang baru di-sequence atau diurutkan genomnya.
“Sampel yang di-sequence juga nggak nyampe 20, dan dari sekitar 20 itu sekitar seperlimanya versi G, tetapi mayoritas dari Indo dia masih asli dari Wuhan,” bebernya.
BACA JUGA: Ilmuwan di AS Sebarkan Resep Vaksin Corona yang Bisa Diracik Sendiri
Meski begitu, Ahmad menegaskan, hingga saat ini belum ada bukti bahwa mutasi Corona menyebabkan pasien yang terinfeksi mengalami gejala lebih berat atau bahkan mutasi Corona tersebut dipastikan lebih menular.
“Nah, kalau dilihat, sebetulnya kita belum ada bukti bahwa dia bisa lebih cepat atau lebih lambat, atau lebih ganas dalam artian gejalanya lebih berat atau gejala ringan,” pungkasnya. []
SUMBER: DETIK