ALLAH SWT dan Rasul-Nya mewajibkan umat Muslim untuk mencari ilmu, tanpa mengenal batas tempat dan usia. Sehingga, kemana pun kita mencari ilmu tentu hal tersebut akan memberikan efek yang baik bagi kita. Walau pun sampai ke negeri Cina, ilmu tetap harus dicari sampai dapat.
Salah satu hal terbaik yang kini banyak dilakukan oleh para pelajar Indonesia, khususnya para remaja ialah mencari ilmu ke luar negeri. Salah satunya ke negeri Barat.
BACA JUGA: Potret Buram Pendidikan Indonesia
Di sana mereka mendapat pendidikan yang berbeda dibandingkan dengan Indonesia. Sehingga, pengetahuan mereka lebih luas. Hanya saja ada satu akibat yang akan diterima oleh mereka, yaitu ‘mutrif.’ Apakah itu?
Mutrif atau sangat mewah adalah orang yang dikenal sebagai pemegang dan penghambur harta rakyat negara. Itulah salah satu pengaruh dari pendidikan Barat. Sedangkan di dalam al-Quran telah diingatkan bahwa kita, sebagai umat Islam harus menjauhi sifat itu.
Hidup mewah itu memang menyenangkan bagi kita. Tapi jangan salah, hidup mewah juga akan merugikan rakyat dan negara. Bukan hanya itu, hidup mewah akan memancing kedengkian orang-orang yang kurang mampu.
Allah SWT berfirman, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya berlaku terhadap perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya,” (QS. Al-Isra’: 16).
Pengaruh negatif pendidikan di Barat ialah membentu rasa diri menjadi ‘super’ meremehkan dan merendahkan pergaulan masyarakat dan bangsanya. Apabila kita yakin dapat menghindari pengaruh tersebut, maka tidak menjadi masalah jika kita ingin melanjutkan pendidikan di sana. Tapi ingat, jangan pernah lupa kepada Allah SWT, dengan selalu mengingat-Nya di setiap hembusan nafas kita.
BACA JUGA: Pentingnya Pendidikan Islam bagi Anak Sejak Dini
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka dahulu menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin, mereka mengatakan bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang sesat,” (QS. Al-Muthaffifiin: 29-32). []
SUMBER: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli asy-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani