DALAM gelaran World Quran Hour di Masjid Pusdai Bandung, Jawa Barat, walaupun penuh sesak, saya coba perlahan demi perlahan mendekati panggung utama dan mengarah ke ust. Evie efendi dan akh Muzzamil.
Ust. Evie ditarik manajernya kebelakang panggung dan gagal di wawancara.
Tersisa muzzammil di atas panggung, dan dia akhirnya pindah kebelakang panggung. Setelah berdesakkan saya tiba juga dibelakang panggung dengan beberapa ibu-ibu yang antri foto dengan beliau.
Ketika mulai sepi, saya menghampiri akh Muzzamil dan menyapanya,
“Akh muzzammil saya dari islampos, boleh saya wawancara sebentar,”
“Iya silahkan,” ujar Muzzamil.
“Akh, sapa saudara pembaca islampos dan ucapkan selamat idul adha ya,” pinta Ari sang reporter.
Beberapa detik sebelum Muzzamil akan bicara, tiba-tiba dari arah belakang, hampir selusin rombongan ibu-ibu narik muzzamil. Mereka gaduh.
Muzzamil terbawa arus ibu-ibu yang ingin selfie dengan hafidz muda itu, meski ia sudah menolaknya.
“Afwan bu, afwan bu saya masih punya wudhu,” tolak Muzzamil.
Namun, ibu-ibu sangat bersemangat untuk memuaskan hasrat selfie mereka.
Saya terdiam, bingung. Sesekali Muzzamil melihat saya. Karena saking gaduhnya situasi di belakang panggung, akhirnya dia pergi.
Dalam hati saya sempat kecewa, “Tapi, ya sudahlah. Mungkin belum waktunya.” []\
Reporter: Ari/Islampos.