ALLAH mengajarkan nama-nama benda seluruhnya kepada Nabi Adam. Saat benda-benda itu diperlihatkan kepada para malaikat, mereka tidak mengetahuinya. Bagaimana cara Allah mengajarkan nama-nama benda tersebut kepada Nabi Adam? Tidak dijelaskan, namun hasilnya nyata.
Bagaimana bila belajar tanpa guru yang mengajarkan? Bagaimana Belajar secara mandiri dengan benar? Tidak terjadi penyimpangan ideologi?
Allah memaparkan secara detail, bagaimana proses manusia memahami benda yang ada di alam semesta dengan kisah Nabi Ibrahim? Apa tujuan besar dari memahaminya? Semuanya dipaparkan dalam surat Al-An’am ayat 75-79.
1. Allah yang memperlihatkan kekuasaan-Nya agar Nabi Ibrahim tergolong hamba-Nya yang yakin
Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. (75)
2. Memperhatikan ragam kondisi alam, menggunakan akalnya
Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, “Aku tidak suka kepada yang terbenam.” (76)
3. Riset benda-benda langit, menetapkan tujuan riset, waspada akan kesalahan tujuan riset
Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” (77)
4. Riset ragam bentuk benda langit, membandingkan hasil riset dengan ideologi atau pemahaman yang ada di masyarakat
Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.”Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (78)
BACA JUGA:Â Â Mengapa Nabi Adam Menjadi Kisah yang Pertama Diungkapkan di Al-Qur’an?
5. Tujuan akhir dari riset alam semesta adalah ketahuhidan
Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. (79)
Bila Nabi Musa belajar dengan kehadiran guru. Bagaimana belajar mandiri tanpa guru? Saat semuanya tak layak dijadikan guru karena sangat rusaknya kondisi yang ada di masyarakat. Belajarlah pada Nabi Ibrahim. []
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter. Redaksi berhak melakukan editing terhadap naskah tanpa mengubah maksud dan tujuan tulisan