DUNIA begitu menyilaukan. Terasa begitu indah dan menyenangkan. Tak heran jika saat ini banyak manusia yang berlomba-lomba untuk mendapatkan kesenangan dunia dengan cara apapun. Tak peduli itu cara yang halal atau haram. Padahal Rasulullah telah mewanti-wanti kepada umatnya tentang dunia yang seseungguhnya hanyalah senda gurau belaka.
Abu Sa’id Al Khudri mengisahkan, pada suatu hari Rasulullah SAW naik ke mimbar lalu beliau berkhutbah, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian ialah keberkahan bumi yang akan Allah keluarkan untuk kalian.” Sebagian sahabat bertanya, “Apakah keberkahan bumi itu?”
BACA JUGA: Mus’ab bin Umair Menjual Kekayaan Dunia Demi Akhirat
Rasulullah SAW menjawab, “Perhiasan kehidupan dunia.” Selanjutnya seorang sahabat kembali bertanya, “Apakah kebaikan (perhiasan dunia) itu dapat mendatangkan kejelekan?”
Mendengar pertanyaan itu, Nabi terdiam, sampai-sampai kami mengira bahwa beliau sedang menerima wahyu. Selanjutnya beliau menyeka peluh dari dahinya, lalu bersabda, “Manakah si penanya tadi?” Sahabat si penanya pun menyahut, “Inilah aku.”
BACA JUGA: Apa Saja Fitnah Dunia? Ini Penjelasannya
Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Kebaikan itu tidaklah membuahkan atau mendatangkan kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak hijau (indah) nan manis (menggiurkan). Sungguh perumpamaannya bagaikan rerumputan yang tumbuh di musim semi. Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di musim semi menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak dan akhirnya mati atau hampir mati. Kecuali binatang yang memakan rumput hijau, ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap ke arah matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang kotorannya dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini terasa manis.
Barang siapa yang mengambilnya dengan cara yang benar dan membelanjakannya dengan benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal. Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya dengan cara yang tidak benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rerumputan akan tetapi ia tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka karenanya).” (HR. Bukhari no. 6427 dan Muslim no. 1052). []
SUMBER: RUMAYSHO