SEPERTI kita ketahui, Nabi Ibrahim ‘alaihi sallam tidak meyakini berhala sebagaimana ayahandanya. Nabi Ibrahim menolak keras untuk menyembah berhala. Bahkan, sungguh tidak masuk akal ketika berhala dianggap sebagai tuhan. Nabi Ibrahim ini melewati masa yang panjang untuk mengetahui siapa Tuhannya yang patut untuk disembah.
Di awal keimanannya kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala, Nabi Ibrahim mulai meyakini bahwa Allah Subhaanahu wa ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tapi, entah kenapa beliau belum merasa mantap dengan perasaan hatinya. Masih ada perasaan ragu yang membelit pikirannya dan tidak tahu harus bagaimana menghilangkan keraguannya itu.
BACA JUGA: 3 Pelajaran dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Akhirnya, Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala agar diberikan bukti atas segala kekuasaan-Nya. Dalam doanya, beliau memohon agar Allah Subhaanahu wa ta’ala dapat menunjukkan bagaimana menghidupkan kembali makhluk hidup yang sudah mati.
Doa Nabi Ibrahim pun dikabulkan. Sesuai dengan petunjuk Allah Subhaanahu wa ta’ala, Nabi Ibrahim diharuskan menangkap empat ekor burung.
Burung-burung hasil tangkapannya itu, akhimya dipotong-potong sampai menjadi potongan-potongan yang sangat kecil sehingga tidak tampak lagi bentuk dan rupa burung itu. Kemudian, potongan tubuh keempat ekor burung itu dicampurkan sehingga tidak terlihat lagi bagian-bagian tubuh masing-masing burung.
Setelah itu, Nabi Ibrahim membagi empat bagian campuran potongan burung-burung itu dan meletakkan setiap bagian di sebuah puncak bukit yang berbeda. Bukit-bukit itu terpisah sangat jauh. Nabi Ibrahim mengerjakan semua perintah Allah Subhaanahu wa ta’ala dengan penuh semangat.
Hatinya sangat senang karena Allah Subhaanahu wa ta’ala akan memberikan jalan baginya untuk memantapkan perasaan hatinya sekaligus menghilangkan keragu-raguannya atas keimanan dan kebesaran Allah Subhaanahu wa ta’ala.
Akhirnya, campuran potongan tubuh empat ekor burung itu sudah diletakkan di empat bukit yang berbeda. Kemudian. Nabi Ibrahim diperintahkan untuk memanggil keempat ekor burung yang tubuhnya sudah hancur dan berada di empat tempat yang berbeda. Ibrahim menepukkan tangannya sebagai tanda memanggil burung-burung itu.
BACA JUGA: Nabi Ibrahim Ayah dari Bani Israil dan Suku Quraisy
Alangkah terkejutnya Nabi Ibrahim ketika tak lama setelah itu, berdatanganlah empat ekor burung yang sebelumnya sudah mati dan tubuhnya sudah dipotong kecil-kecil dalam keadaan hidup. Burung-burung itu sudah kembali ke wujudnya semula dengan bulu dan anggota tubuhnya yang lengkap. Tidak ada sedikit pun bagian tubuh mereka yang tertukar satu sama lain. Runtuhlah semua keragu-raguan Nabi Ibrahim selama ini.
Allah Subhaanahu wa ta’ala sudah menunjukkan kekuasaannya dengan menghidupkan kembali makhluk hidup yang sudah mati sesuai dengan permohonan Nabi Ibrahim. Itulah bukti kebesaran Allah Subhaanahu wa ta’ala yang dapat menghidupkan kembali makhluk yang sudah mati sebagaimana Dia sudah menciptakan dari sesuatu yang tidak ada. Sejak saat itu, tidak ada lagi yang dapat menghalangi keimanan Nabi Ibrahim kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala. []
Sumber: 99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran/ Penulis: Ridwan Abqary/ Penerbit: Mizan, 2009