SAAT itu, Mekah belum berpenghuni dan tidak memiliki sumber air, karena itulah Nabi Ibrahim menyiapkannya satu bungkus kurma dan satu kantong air untuk Hajar dan Ismail. Kemudian beliau melangkah meninggalkan keduanya di tempat itu. Namun Hajar terus mengikuti langkah suaminya seraya bertanya, “Wahai Ibrahim, hendak pergi kemana engkau ? Apakah engkau akan meninggalkan kami disini?”
Namun Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata pun, ia terus melangkah. Lantas, Hajar bertanya kembali, “Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan ini?”
BACA JUGA: Nabi Ibrahim: Aku Tidak Suka Bertuhankan Atas Sesuatu yang Mudah Hilang
“Ya,” jawab suaminya singkat.
Lalu Hajar berkata, “Jika demikian, kami rela dengan ketetapan Allah”
Nabi Ibrahim terus melangkah meninggalkan Hajar dan Ismail, setelah melewati gunung yang menjulang tinggi hingga tak terlihat lagi keduanya. Saat itu ia bersabda,
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Qs Ibrahim [14] : 37).
BACA JUGA: Mereka Menggambarkan Nabi Ibrahim Memegang Undian di Tangannya
Sampai pada masanya Allah menghidupkan tanah yang gersang itu dan dibangunnya yang menjadi Kiblat shalat seluruh umat Muslim di dunia. []
Sumber: Wanita-wanita Hebat Pengukir Sejarah: Kisah Memikat Di Balik Geliat Dakwah Para Nabi/Penerbit Almahira, 2009/ Penulis: Ibrahim Mahmud Abdul Radi